Partisipasi Anak Muda di Pilkada 2020 Rendah, Covid-19 & Ketidakyakinan ke Kandidat Jadi Alasan

- 24 November 2020, 23:23 WIB
Jejak pendapat harapan dan persepsi anak muda terhadap Pilkada 2020.
Jejak pendapat harapan dan persepsi anak muda terhadap Pilkada 2020. /Warga Muda for Serang News

“Ini bisa jadi akibat kurangnya interaksi, sosialisasi, kontribusi, dan kolaborasi antara pemimpin daerah bersama komunitas-komunitas anak muda,” papar Wildan.

“Hasil survei ini mempertegas perlunya peningkatan akses dan pengetahuan politik anak muda agar dapat terlibat aktif dalam pembangunan di daerahnya,” sambung lulusan Universitas Soedirman (Unsoed) ini.

Sementara itu, peneliti Perludem Maharddhika mengatakan, kalangan muda yang menginginkan pilkada tetap dilaksanakan pada 9 Desember 2020 atau ditunda juga hampir imbang.

"Sebesar 41 persen ingin (pilkada) lanjut saja dengan protokol, 37 persen ingin ditunda karena masih pandemi, sementara 13 persen tidak peduli," ujarnya.

Baca Juga: KPK Sebut Pelaksanaan Pilkada Pintu Masuk Korupsi oleh Kepala Daerah 

Direktur Kerjasama Change.org Indonesia Desma Murni menambahkan, survei dilakukan kepada mayoritas responden survei (82%) adalah anak muda di rentang usia 17-30 tahun dan pengguna aktif media sosial.

Kata dia, tingginya partisipasi responden usia muda menyuarakan kepeduliannya terkait Pilkada menjadi indikasi positif partisipasi politik. Namun aspirasi itu perlu didengar dan ditindaklanjuti oleh para pemegang kebijakan di daerahnya.

“Calon kepala daerah yang ikut Pilkada semestinya dapat merangkul anak muda. Bukan hanya sebagai konstituen atau target pengumpulan suara, melainkan juga mendengarkan suara dan melibatkan mereka sebagai mitra untuk membangun daerahnya,” sambung Desma.***

Halaman:

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x