10 Megaproyek Termahal di Indonesia yang dikerjakan BUMN, Salah Satunya Sirkuit MotoGP Mandalika

1 April 2021, 14:52 WIB
KEK Mandalika /Tangkap layar Instagram/ @kekmandalika

SERANG NEWS - Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden, Jokowi-Amin terus menggenjot infrastruktur.

Hal itu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

Selain mendongkrak perekonomian, maksud lain dari pembangunan infrastruktur juga untuk meningkatkan taraf daya saing Indonesia dengan negara-negara lain.

Baca Juga: Resmikan Tol Serpong-Cinere dan Cengkareng-Kunciran, WH Sanjung Jokowi: Beri Keselamatan Rakyat Banten

Tak tanggung-tanggung, Presiden Jokowi pun menunjuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menggarap proyek tersebut.

Bahkan, Menteri BUMN Erick Thohir telah berkomitmen untuk lebih fokus membenahi pengembangan infrastruktur dan pariwisata di Tanah Air.

Berikut adalah megaproyek termahal di Indonesia yang sedang dan telah dikerjakan BUMN:

Baca Juga: Total Anggaran Penanganan Covid-19 Capai Rp130 Triliun, Menkeu: APBN Bekerja Sangat Keras

1. Jalan Tol Trans Sumatera (PT Hutama Karya-Rp476 T)
Proyek ini digarap oleh PT Hutama Karya (Persero) dan akan beroperasi penuh pada tahun 2024.

Jalan tol ini akan menghubungkan Lampung dan Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda yang panjang keseluruhannya mencapai 2.704 km.

Baca Juga: Pecah Kemacetan Jakarta, Presiden Jokowi Resmikan Tol Serpong-Cinere dan Cengkareng-Kunciran

2. Refinery Development Master Plan (RDMP) (PT Pertamina-Rp246 T)
PT Pertamina (Persero) berencana melakukan pengembangan terhadap lima kilang minyak eksisting yang mereka miliki.

Kilang tersebut adalah Kilang Balongan di Jawa Barat, Kilang Cilacap di Jawa Tengah, Kilang Dumai di Riau, Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur, dan Kilang Plaju di Sumatera Selatan.

Untuk megaproyek RDMP ini, berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), nilai investasi yang dikucurkan Pertamina menyentuh Rp 246 triliun.

Baca Juga: KLB Demokrat Versi Moeldoko Ditolak Kemenkumham, DPD Demokrat Banten Gelar Sujud Syukur

3. Kilang Tuban (PT Pertamina-Rp225 T)
Selain mengoptimalkan potensi kilang eksisting, Pertamina juga berencana membangun kilang baru di sejumlah daerah, salah satunya di Tuban, Jawa Timur.

Kilang Tuban yang berwujud New Grass Root Refinery (NGRR) ini menelan biaya investasi sekitar Rp190 triliun.

Pertamina mengklaimakan, kilang ini memiliki kapasitas produksi 300 ribu barel per hari dan akan menggunakan konfigurasi petrokimia yang terintegrasi dengan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama.

Baca Juga: Nilai Proyek Triliunan Rupiah, Nasib Bandara Kertajati Kini Jadi Bengkel Pesawat

4. Kilang Bontang (PT Pertamina-Rp 197 T)
Perencanaan pembangunan Kilang Minyak Bontang yang memakan biaya Rp197,58 triliun itu akan menggunakan konfigurasi yang mempertimbangkan sistem lain seperti sistem petrokimia.

Selanjutnya, hasil produksi kilang minyak tersebut akan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.

Baca Juga: Dewan Pers Kutuk Kekerasan kepada Nurhadi Wartawan Tempo di Surabaya, Desak Polisi Usut Tuntas

Kendati menjadi salah satu proyek termahal yang digarap pemerintah, pada Juni lalu pembangunan yang ditargetkan rampung pada 2026 telah ditunda oleh Pertamina.

Hal itu karena mitra perusahaan, Overseas Oil and Gas LLC (OOG), mengundurkan diri dari proyek tersebut.

Baca Juga: Bareskrim Polri Gagalkan Peredaran 42 Kilogram Sabu dan 85 Ribu Ekstasi Jaringan Malaysia

5. Kereta Cepat Jakarta-Bandung (PT Wijaya Karya & PT KAI-Rp80 T)
Megaproyek ini diberi lampu hijau oleh Pemerintah melalui Perpres 3/2016, sehingga Pemerintah menjadikan kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN).

Dengan total investasi sekitar Rp80 triliun, proyek tersebut digarap PT KCIC yang merupakan perusahaan patungan antara BUMN dengan konsorsium Cina (China Railway International Co. Ltd).

Baca Juga: Nadiem Makarim Izinkan Sekolah Tatap Muka, Ini Penjelasannya

6. PLTU Batang (PT PLN-Rp56,7 T)
Berdasarkan penjelasan KPPIP, Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batang atau Central Java Power Plant (CJPP) adalah proyek pembangkit listrik tenaga uap ultra critical sebesar 2x1.000 MW di Kabupaten Batang, Jawa Tengah dan digadang-gadang menjadi PLTU terbesar terbesar di Asia.

PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.

Baca Juga: Kasus Dugaan Suap Bansos Jabodetabek, KPK Panggil Yandri Susanto

7. Terminal Pelabuhan Patimban (PTPP & Wijaya Karya-Rp43,2 T)
Di kluster logistik laut, terdapat megaproyek Terminal Pelabuhan di Patimban, Subang, Jawa Barat.

Pelabuhan dengan terminal kontainer dan perkiraan kapasitas sebesar 7,5 juta TEUs ini, dibangun dengan pertimbangan adanya potensi pertumbuhan demand di wilayah timur Jawa Barat.

Baca Juga: Tidak Ada Anggaran, Kemensos Pastikan Program BST Rp300 Tidak Diperpanjang

Selain itu, Pelabuhan Patimban mampu membantu mengurangi kelebihan kapasitas di Pelabuhan Tanjung Priok.

Proyek yang dibangun dengan anggaran Rp43,2 triliun ini, sejumlah BUMN ikut berkontribusi, seperti PT PP (Persero) dan PT Wijaya Karya (persero) yang bekerja sama dengan perusahaan Jepang dengan membentuk konsorsium.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi Piala Dunia, Jerman Tumbang dari Tim Medioker, Italia, Spanyol, Prancis, Inggris Melenggang

8. MRT Jakarta NS Line (BUMN Karya-Rp39,5 T)
Proyek yang paling meraih antusias dari masyarakat luas, khususnya penduduk Jakarta, adalah sistem Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.

MRT Jakarta adalah sebuah sistem transportasi transit cepat menggunakan kereta rel listrik tanpa bersilangan dengan jalan raya atau trek transportasi lain.

Baca Juga: Jadwal Liga Spanyol Pekan 29, Senin 5-8 April 2021: Sevilla vs Atletico, Real Madrid vs Eibar dan Barcelona

Proses pembangunan dimulai pada tanggal 10 Oktober 2013 dan fase pertama telah diresmikan pada 24 Maret 2019.

Secara nilai investasi, MRT Jakarta fase I telah menelan biaya Rp17 triliun, sementara untuk fase II diperkirakan nilai proyek mencapai Rp22,5 triliun.

Maka jika ditotal, pengerjaan MRT Jakarta dari fase I ke fase II menghasilkan nilai investasi sebesar Rp 39 triliun.

Baca Juga: Tumbang dari Tim Medioker Makedonia Utara di Kualifikasi Piala Dunia, Jerman Jadi Bulan-bulanan Media

9. LRT Jabodebek (PT Adhi Karya & PT KAI-Rp 29,9 T)
Selain MRT, Daerah Ibukota juga akan menikmati fasilitas Lintas Rel Terpadu Jabodebek atau disingkat LRT Jabodebek.

Sayangnya, akibat pandemi Covid-19, Adhi Karya memproyeksikan pengoperasian LRT Jabodebek yang memiliki nilai proyek senilai Rp29,9 triliun ini akan mundur hingga 2022.

Padahal awalnya kick-off pelayanan LRT Jabodetabek akan dilaksanakan pada November 2021.

Baca Juga: Bejad, Anak di Bawah Umur Diperkosa oleh Sembilan Orang, Pelaku Diringkus Polisi

10. KEK Mandalika (ITDC-Rp23 T)
Pemerintah juga tengah mengebut pengerjaan fasilitas di bidang ekonomi pariwisata senilai Rp23 triliun, yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Terlebih Mandalika tengah menyongsong gelaran MotoGP 2021 yang akan dilaksanakan di Sirkuit Mandalika yang tengah digarap.

Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 1009: Kelanjutan Pertarungan 5 Supernova vs 2 YonKou, Big Mom Kalah?

The Mandalika akan dikembangkan menjadi destinasi wisata dengan konsep sportainment, karena akan mengelar event balap motor internasional MotoGP 2021.***

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler