SERANG NEWS – Pergantian pejabat Menteri di Kabinet Indonesia Maju ikut menarik perhatian dari peneliti senior LIPI, Siti Zuhro.
Terlebih, muncul nama Sandiaga Uno dan Tri Rismaharini yang juga ikut dilantik.
Sebelum Sandiaga Uno, ada juga nama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang sudah lebih dulu bertugas sebagai Menteri Pertahanan.
Baca Juga: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ucapkan Selamat Natal
Baca Juga: Pernah Jadi Menteri Era SBY, Berikut Profil Singkat Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Lulusan AS
Menurut Siti Zuhro, Jokowi akan semakin berat untuk menjalankan agenda visi selama 5 tahun ke depan. Apalagi dalam menjalankan program Nawa Cita di kabinet ke dua ini. Alasannya, komposisi kabinet saat ini terdapat nama-nama yang sering muncul sebagai kandidat Capres 2024.
Prabowo dan Sandiaga Uno sendiri sebelumnya pernah menjadi rival politik Jokowi di Pilpres 2019 kemarin.
Baca Juga: Gus Yaqut Jadi Menteri Agama, GP Ansor Banten: Penyeimbang Kebangsaan dan Keumatan
“Pak Jokowi ini mempertaruhkan, akan terlalu beresiko karena janjinya itu beliau ingin serius di periode ke dua, periode pertama 9 program Nawacitanya nggak berhasil,” Siti Zuhro, dalam YouTube Talk Show tvOne, pada 24 Desember 2020.
Jokowi ingin menjadikan periode ke dua ini untuk menggenjot program Nawa Cita dengan 5 visi besar seperti bagaimana membenahai reformasi birokrasi, insfrastruktur, mengenai investasi, APBN yang diefektifkan dan SDM unggul sebagaimana janji kampanye Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi harus mulai serius kembali dalam menyiapkan komposisi kabinet yang solid, mumpuni dan mampu menjalankan program yang baik untuk masyarakat.
“Ini kan harus dipersiapkan, Kementerian ini, kabinet ini, betul-betul Kabinet yang solid, kabinet yang mumpuni, yang mampu mengeksekusi program dan bermanfaat untuk rakyat,” tegasnya.
Baca Juga: Enam Menteri Baru Jokowi Kenakan Jaket Biru, Ini Loh Maknanya
Siti juga menegaskan, ini bukan soal show of politik, karena kontestasi atau kompetisi politik sudah berakhir jika siapapun sudah masuk kabinet.
Kalau tidak, Kementerian akan dikelola dengan ala kadarnya hanya untuk iklan politik, dan itu tidak boleh. Menurut Siti, masyarakat harus terus mengkritik jika itu terjadi.
“Menurut saya ini motivasi Jokowi untuk merangkul dan memberi ketenangan karena di tengah masyarakat masih belum bersatu akibat Pilpres kemarin,” ujarnya.
Siti Zuhro juga mempertanyakan tujuan dari Jokowi melakukan resuflle kabinet di tengah pandemic covid-19.
“Pertanyaan pertama tujuan resuflle untuk apa dan siapa? Untuk tujuan politik atau efektivitas pemerintah itu sendiri?,” ujar Siti Zuhro
Baca Juga: Jokowi Reshuffle Kabinet Indonesia Maju, Risma dan Sandiaga Jadi Menteri
Ada yang menimbulkan pertanyaan publik karena parameter keputusan Jokowi tidak pernah terukur dalam menempatkan pejabat di posisi menteri
Kira kita apa parameternya seorang menteri yang tidak punya pengalaman di bidang kesehatan tapi ditugaskan sebagai menteri kesehatan.
Menteri kesehatan harus mumpuni dan punya otoritas di bidang itu sehingga bisa mengeksekusi program dengan baik.
Baca Juga: Fadli Zon Bicara Pengganti Menteri Edhy Prabowo, Netizen Sodorkan Nama Raditya Dika
Sebelumnya Jokowi melantik Enam menteri yang bertugas di Kabinet Indonesia Maju.
Enam menteri yang bertugas yakni Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Perdagangan M. Luthfi, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.***