Gunung Merapi Mengalami Gempa Guguran 19 Kali, Ganjar Pranowo: Semua Harus Siap-siap Ikuti Skenario

13 November 2020, 09:53 WIB
Ilustrasi Gunung Merapi di Yogyakarta: Untuk mengantisipasi bencana Gunung Merapi, BPPTKG merekomendasikan beberapa dusun dari 4 Kabupaten untuk dievakuasi demi keamanan./Pixabay.com /

SERANGNEWS.COM – Aktivitas Gunung Merapi dilaporkan mengalami gempa guguran sebanyak 19 kali. Semua diminta siap-siap mengiktui skenario evakuasi.

Aktivitas tersebut dilaporkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat 13 November, mulai pukul 00:00-06:00 WIB.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, menyebutkan 19 gempa guguran itu memiliki amplitudo 5-80 mm dan berlangsung selama 13.6-62.2 detik.

Baca Juga: Menkes Serahkan Santunan Tenaga Kesehatan yang Meninggal Karena Covid-19

Baca Juga: Lokasi Pelayanan Perpanjangan SIM Keliling di DKI Jakarta

Selain gempa guguran, Gunung Merapi juga mengalami 18 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-20 mm selama 14.1-30.2 detik, 64 kali gempa hybrid dengan amplitudo 3-30 mm selama 5.41-11 detik, serta 14 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 40-75 mm selama 11.2-54.6 detik.

Berdasarkan pengamatan visual di puncak Gunung Merapi, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 75 meter di atas puncak kawah.

Cuaca di gunung itu cerah. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 15-20.8 derajat selsius, kelembaban udara 66-89 persen, dan tekanan udara 626.77-687.9 mmHg.

Baca Juga: Pegawai Senior KPK Mundur, Febri Diansyah: Sampai Jumpa di Lapangan Ujian Berikutnya

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta semua pihak  siaga dan waspada terkait dengan arah erupsi Gunung Merapi yang diprediksi ke Tenggara dan Barat.

"Skenario sudah ada semua, jadi kalau arahnya ke Magelang ya Magelang siap, makanya kemarin saya tengok tiga-tiganya baik di Klaten, Boyolali, Magelang, semua mesti siap," kata Ganjar dilansir Serangnews.com dari Antara

Kesiapsiagaan itu juga termasuk menghadapi skenario luncuran awan panas dari erupsi Gunung Merapi yang disebut akan mengarah ke wilayah tertentu akibat angin.

Baca Juga: Tips Dokter Spesialis Anak untuk Pemantauan Tumbuh Kembang Anak di Masa Pandemi

Seluruh komponen, lanjut Ganjar, harus siap menggunakan setiap skenario yang ada sebab prediksi saat ini bisa saja berubah.

"Kalau (prediksi) arahnya kan kemarin antara Yogyakarta dengan Klaten, Kendal, cuma saya ingatkan, eh nanti dulu lho ya. Itu gak pernah sesuai skenario lho, ini skenarionya Gusti Allah, jadi semua harus siaga," ujarnya.

Terlepas dari itu, Ganjar memastikan kesiapan TNI, Polri, Tagana, PMI hingga sukarelawan lainnya itu juga harus didukung kesadaran warga sekitar Gunung Merapi yang semakin tinggi.

Baca Juga: Kepala Kantor Kepresidenan Moeldoko Sebut Tidak Perlu Ada Rekonsiliasi dengan Habib Rizieq Shihab

"Masyarakatnya kan sebenarnya dari sekian tahun mereka ada di situ udah paham tentang karakter Merapi. Nah sekarang tinggal kita kasih informasi yang lebih detil agar mereka semuanya siaga terus, nah kekuatan-kekuatan baik di BPBD dibantu oleh kepolisian, TNI, Tagana itu mereka kita siapkan," katanya.

Sementara itu, terkait dengan perkembangan Gunung Merapi sendiri hingga saat ini masih berstatus siaga dan beberapa daerah sudah mulai mengevakuasi kelompok rentan.

"Magelang itu proaktif seperti kelompok-kelompok rentannya kemarin dibawa lagi terus di Boyolali juga mulai, Klaten siaga. Saya hanya mengingatkan kepada kawan-kawan agar semua menata persiapan untuk tempat penampungan dan pengungsian," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Trans7 13 November 2020: Bakal Tayang Program Oke Bos dan Jejak Petualang

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Jumat 13 November 2020 : Tonton Polusi Hati Biduan Kaleng Kaleng

Diketahui, BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.

BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler