"Pertama saya disuruh sama ibu seperti jualan kerupuk mentah, kemudian jualan kerupuk teras. Untuk menopang kehidupan, saya jualan koran pakai sepeda yang remnya menggunakan sandal bekas," kata Dudung dikutip SerangNews dari Podcast Deddy Corbuzier, Selasa 30 November 2021.
Setelah berjualan koran, Dudung lantas tidak beristirahat. Sebab jam kerjanya masih berlanjut dengan enitipkan kue klepon dagangannya hingga ke warung Komando Daerah Militer (Kodam).
Hal itu dilakukan Dudung, mengingat pensiunan yang ditinggalkan sang ayah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu dan ketujuh saudaranya.
Anak keenam dari delapan bersaudara ini lantas digembleng oleh kerasnya kehidupan.
Namun nasib kurang bagus harus diterima Dudung. Bagaimana dirinya mendapat perlakuan kasar dari prajurit TNI yang bertugas.
"Biasanya saya lewat sambil mengucapkan salam permisi. Karena setiap hari saya lakukan itu, mereka (TNI yang bertugas untuk penjagaan) sudah hafal dengan saya."
"Tapi, suatu ketika TNI yang bertugas untuk penjagaan adalah Tamtama baru memarahi saya. Nah kue-kue dagangan saya itu kemudian ia tendang dan menggelinding, itu ada 55 biji di situ," ujar Dudung.
Dari kejadian itu muncul niat Dudung untuk daftar sebagai perwira TNI.