Berlaku pada masa darurat, Oeridab memiliki desain yang sangat mewah. Desain uang itu secara khusus digambar E Edel Yusuf.
Baca Juga: Muhammadiyah Sebut RUU Minol Penting dan Mendesak
Edel lantas membawa desain itu kepada M Ruyani dan Dana di Kecamatan Petir. Kepada dua orang itulah Edel memercayakan desainnya dibuatkan klise cetakan.
Desain yang sudah berbentuk klise dari bahan kayu sawo itu kemudian dicetak 11 pekerja percetakan yang beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 6, Kota Serang, milik Abdul Rojak.
Bentuk Oeridab meliputi pecahan Rp1, Rp5, Rp10, Rp25, Rp50, dan Rp100. Pecahan tersebut dicetak dalam jumlah yang tidak terhitung. Masa pencetakan Oeridab dari Februari sampai 11 Agustus 1948.
Dari desain setiap pecahan, mata uang Rp1 dibuat dari bahan kertas berwarna dasar cokelat muda berukuran 13x6,5 cm.
Warnanya didominasi merah muda. Gambar berupa padi dan kapas yang melingkari gambar senapan cangkul dan palu.
Baca Juga: Nathania Luvena, Penulis Berusia 17 Tahun asal Banten yang Berhasil Menulis 15 Buku
Uang Rp5 berukuran 14x7,5 cm dengan didominasi warna hijau yang bergambar padi dan burung. Dominan hijau juga terlihat pada desain pecahan uang Rp10.
Sementara, gambarnya berupa kubah dan Masjid Agung Banten. Di kiri dan kanan kubah terdapat senjata debus dan keris.