Mata uang bernilai Rp25 punya ukuran yang sama dengan pecahan Rp5 dan Rp10. Gambar dan tulisan keseluruhan merah dengan hiasan pinggir berbagai flora.
Pada sisi kirinya terdapat menara Masjid Agung Banten dalam lingkaran padi. Lalu, gapura Kaibon dalam lingkaran padi pada sisi kanan.
Baca Juga: Bulan Lahir Menunjukan Kepribadian Seseorang (2), Mungkinkah Anda Api atau Pohon
“Warnanya yang merah dadap membuat orang masa itu menyebut uang kembang dadap,” kata Yadi.
“Desain Oriedab tergolong uang yang paling mewah. Mulai dari bahan sampai desain. Berbeda dengan Yogjakarta dan Lampung yang hanya kertas biasa seperti fotokopi yang distampel,” sambung pegiat Klinik Pusaka Banten itu.
Selain pecahan tersebut, Banten juga mencetak pecahan Rp100 bahan dasar terbuat dari timah. Akan tetapi, pecahan uang Rp100 belum tersebar karena terjadi Agresi Militer Belanda ke Banten.
Selain Residen Banten, masa itu beberapa daerah lain juga mencetak uang yang sama untuk transaksi di daerahnya masing-masing. Antara lain, Sumatera, Yogjakarta, dan Surakarta.
Baca Juga: Diversifikasi Pangan, Ini 6 Komoditas Pengganti Nasi Rekomendasi Kementan
Baca Juga: Tekan Penyebaran Covid-19, CFD di Kota Serang Minggu Besok Ditiadakan
Penerbitan berbagai jenis mata uang dalam bentuk Oerida dinilai banyak kalangan cukup membantu Republik tetap bertahan menghadapi serbuan uang NICA di daerah.