SERANG NEWS- BMKG menyebut adanya potensi gempa bumi dan tsunami di laut selatan Jawa Timur pada webinar Kajian Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami yang digelar, Jumat 28 Mei 2021 lalu.
Dalam kajian tim ahli BMKG bahwa potensi terburuk dapat melanda wilayah pantai selatan Jawa Timur, dengan gempa berkekuatan 8,7 SR dan tsunami setinggi 26 hingga 29 meter.
BMKG pun menyatakan bahwa potensi yang dimaksud adalah kemungkinan ancaman bencana dan lokasi, untuk keperluan mitigasi.
Baca Juga: BMKG Ungkap Sejarah Gempa Dahsyat dan Gelombang Tsunami Merusak di Jawa Timur, Ini Faktanya!
Jadi bukan prediksi yang menginformasikan waktu dan peringatan dini tsunami. Oleh sebab itu, masyarakat tidak perlu panik.
“Gaduh tsunami Jatim, masyarakat tidak perlu panik karena model skenario terburuk itu dibuat untuk merancang mitigasi,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi BMKG Daryono dalam webinar tersebut.
Baca Juga: Soal Potensi Gempa dan Tsunami, Daryono: Dalam Upaya Mitigasi, Kita Harus Bicara Skenario Terburuk
Tanda Gempa Bumi dan Alat pendeteksi tsunami InaTEWS BMKG
Mengutip laman BMKG, sebagian besar tsunami di Indonesia merupakan tsunami lokal yang disebabkan gempa bumi tektonik.
Peringatan alami yang masyarakat alami di sekitar lokasi berupa gempa bumi, dengan goncangan kuat atau berayun lemah tapi lama.
Saat gempa terjadi, masyarakat bisa evakuasi mandiri, sambil menunggu peringatan dini tsunami atau perintah evakuasi.
Baca Juga: Adanya Potensi Gempa Bumi dan Tsunami Dahsyat di Jawa Timur, Dewan Imbau Warga Direlokasi
Sementara InaTEWS, sistem peringatan dini tsunami Indonesia BMKG, kemudian mengeluarkan peringatan dini tsunami dalam waktu kurang dari 5 menit.
Jika ada peringatan dini tsunami, maka InaTEWS mengirimkan informasi serentak melalui SMS, Email, Fax, Warning Reviever System (WRS), website, media sosial dan aplikasi.
Dalam kesempatan itu juga pantauan gempa dapat dilihat di berbagai media sosial BMKG atau melalui aplikasi Info BMKG.
Baca Juga: Mau Masuk sebagai PNS? Siapkan Persyaraatan Umum dan SKB CPNS 2021 Berikut Ini
Apa Itu Tsunami
Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan mencapai 900 kilometer per jam atau lebih di tengah laut.
Bencana ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain gempa bumi di dasar laut, runtuhan di dasar laut, hingga letusan gunung api di laut.
Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk, atau muara sungai, kecepatan gelombang tsunami akan menurun.
Baca Juga: Fitnah UAH dan Donasi Palestina, Zulkifli Hasan: Saya Sedih, Jangan Benturkan Negara dengan Islam!
Akan tetapi, ketinggian gelombang akan meningkat puluhan meter dan bersifat merusak.
Dalam keadaan itu, BMKG berwenang untuk memberi peringatan bencana tsunami. Perlu diketahui bahwa tidak akan ada yang tahu kapan dan di mana tsunami akan melanda.
Sementara untuk mencegah kerusakan besar akibat tsunami, maka perlu adanya data potensi untuk menyusun mitigasi yang tepat.
Baca Juga: Jemaah Gagal Berangkat, Rizal Ramli: Luar Biasa! Dana Haji Ditilep Buat Infrastruktur
Prosedur evakuasi mandiri BNPB
Merangkum Buku Saku Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berikut prosedur evakuasi mandiri saat terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami:
1. Berlindung di bawah meja untuk menghindari kaca jendela dan benda-benda yang mungkin jatuh
2. Lindungi kepala menggunakan bantal atau helm
3. Berdiri di bawah pintu
4. Saat sudah merasa aman, segera lari keluar bangunan
5. Jika sedang memasak, segera matikan kompor dan peralatan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran
6. Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng atau material lain yang dapat menimpa.
7. Tetap lindungi kepala sampai di lapangan terbuka.
8. Jangan berdiri di dekat tiang, pohon, sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh.
9. Jangan gunakan lift, tetapi gunakan tangga darurat untuk evakuasi keluar dari bangunan.
10. Saat dalam elevator, tekan semua tombol dan gunakan interphone untuk melakukan panggilan pada pengelola bangunan.***