Profil Moeldoko dari Karir Militer ke Panggung Politik sampai Jadi Ketum Demokrat Versi KLB Sumut

6 Maret 2021, 21:21 WIB
Moeldoko, Ketua Umum Demokrat versi KLB Deli Serdang, Sumut. /ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/

SERANG NEWS – Jenderal (Purn) TNI Moeldoko dikukuhkan sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat versi kubu kontra Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melalui Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).

Sebelum ke gelanggang politik, Moeldoko dikenal publik secara luas saat menjabat sebagai Panglima TNI dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Moeldoko menjabat sebagai orang nomor satu di kesatuan TNI dengan menggantikan Laksamana TNI (Purn.) Agus Suhartono pada 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015.

Baca Juga: BREAKING NEWS: KLB Deli Serdang Tetapkan Moeldoko Menjadi Ketua Umum Demokrat, Marzuki Ali Ketua Dewan Pembina

Setelah menjadi pembantu SBY, Moeldoko dipercaya masuk kembali ke lingkungan Istana Negara dengan jabatan baru sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia 17 Januari 2018 masa jabatan Presiden Jokowi-Jusuf Kalla.

Jabatan tersebut kembali dilanjutkan Moeldoko pada Kabinet Indonesia Maju masa Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin mulai 23 Oktober 2019.

Sebelum masuk ke lingkungan Istana Negara, pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 ini memulai karirnya dalam dunia militer.

Baca Juga: Polemik KLB Demokrat, Jimly Asshiddiqie: Sikap Netral Pemerintah, Presiden Angkat KSP Baru gantikan Moeldoko

Karir ini dimulai ketika ia menjadi lulusan terbaik dan meraih penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa pada 1981.

Selain penghargaan tersebut, Moeldoko juga memperoleh tanda jasa lainnya. Di antaranya, Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, dan Bintang Kartika Eka Paksi Nararya.

Kemudian, Satya Lencana Dharma Santala, Satya Lencana Kesetiaan XXIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan XIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan VIII tahun, Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Wira Dharma, dan Satya Widya Sista.

Dalam dunia militer, ada beberapa penugasan penting yang dilalui Moeldoko. Di antaranya, Operasi Seroja Timor-Timur tahun 1984 dan Konga Garuda XI/A tahun 1995.

Baca Juga: Welcome Back BTR Kingzz, Roster Kelima BTR RA untuk PMPL Season 3

Kemudian, penugasan di Selandia Baru (1983 dan 1987), Singapura dan Jepang (1991), Irak-Kuwait (1992), Amerika Serikat, dan Kanada.

Memulai tugasnya sebagai Danton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1981), Moeldoko juga menjabat jabatan strategis dalam militer. Di antaranya, Kasdam Jaya (2008) Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad (2010), Panglima Kodam XII/Tanjungpura (2010), Panglima Kodam III/Siliwangi (2010), Wakil Gubernur Lemhannas (2011).

Selanajutnya menjadi Wakasad (2013), KSAD (2013) hingga jabatan puncak sebagai Panglima TNI (2013-2015) sampai akhirnya menjadi Kepala Staf Kepresidenan (2018-sekarang).

Baca Juga: Daftar CPNS 2021, Ini Aplikasi Terbaru dan Skema Pendaftaran ASN secara Online yang Wajib Diketahui

Pada 15 Januari 2014, Moeldoko meraih gelar doktor Program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia. Predikat itu diraih dengan desertasinya berjudul ‘Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan)’.

Dari Hanura hingga Demokrat

Moledoko mulai resmi masuk politik saat dirinya gabung bersama Partai Hanura. Pada Desember 2016, masuknya Moeldoko ke Hanura diumumkan langsung oleh Wiranto sebagai pendiri partai.

Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB, Moeldoko menyampaikan pidato pertamanya. ANTARA

Dinilai Wiranto memiliki rekam jejak yang panjang, Moldoko langsung didaulat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Hanura. Namun, setelah dipercaya sebagai Kepala KSP, Moeldoko menyatakan mundur dan fokus dengan tugas barunya.

Baca Juga: Pasca KLB, Wasekjen Partai Demokrat: Semua Sekarang Ditangan Presiden Jokowi

Kemarin pada Jumat 5 Maret 2021, melalui agenda yang diklaim sebagai KLB Demokrat di Deli Serdang, Sumut, Moeldoko dikukuhkan sebagai Ketua Umum partai berlambang mercy itu.

Dalam pidato politiknya pertamanya sebagai Ketum Demokrat versi KLB Deli Serdang, Moeldoko menyatakan siap memimpin partai yang pernah hantarkan SBY menjadi Presiden Indonesia dua kali itu.

“Saya mengajak seluruh kader Demokrat dari sabang sampai Marauke, dari Miangas sampai Pulau Rote untuk bersama-sama berjuang untuk meraih kembali keyaan Demokrat,” katanta di tempat KLB yang tepatnya berlokasi di The Hill Hotel ad Resort, Deli Sedang, Jumat 5 Maret 2021.

Baca Juga: Tragis! Selebgram Ari Pratama Tewas Ditusuk Pacar Sendiri di Hotel, Begini Kronologisnya

"Tidak ada yang tertinggal. Semua kita bersatu padu, kita ajak semuanya. Ini adalah rumah besar kita bersama," tambahnya.

Kekuatan Partai Demokrat, lanjut Moeldoko, berada di tangan kader-kadernya. Karenanya dia meminta semua kader berjalan bersamaan.

"Kalau saya berbicara tentang leadership, kekuatan seorang panglima ada di pundak para komandan-komandan lapangan seperti kalian semuanya,” katanya.

Panglima tidak ada artinya kalau tidak memiliki prajurit-prajurit yang tangguh dan seorang pemimpin tugasnya adalah memberikan perkuatan kepada komandan-komandan di bawahnya. Itu pemimpin, bukan malah mengecilkan bawahannya. Itulah pemimpin memberikan kekuatan dan energi yang luar biasa kepada bawahannya," sambung Moeldoko.

Moeldoko mengapresiasi kader yang meminta dirinya menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

“Permintaan kalian kalian telah meminta saya untuk menjadi ketua umum Partai Demokrat. Untuk itu, saya mengapresiasi dan terima kasih untuk itu saya terima," cetus Moeldoko.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler