Jejak Bersejarah Hotel Voos Kota Serang (2/selesai) Kisah Pengibaran Merah Putih Pertama di Banten

- 10 November 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi bendera merah putih.
Ilustrasi bendera merah putih. /Unsplash/mufidpwt

SERANGNEWS.COM - Eks Hotel Voos di Kota Serang yang berganti Mall, mengisahkan heroisme penurunan bendera Jepang dan berkibarnya bendera Merah Putih pertama di Banten.

Saat Jepang menduduki Banten, Hotel Voos tak luput dari bangunan yang diduduki. Sejalan waktu, tiba pada hari paling heroik di jantung Ibukota Banten ini.

Tepatnya pada saat tersiar berita kekalahan Jepang yang disusul proklamasi kemerdekaan Indonesia sampai ke Banten pada 20 Agustus 1945.

Berita masuk melalui Angkatan Pemuda Indonesia (API) yang bermarkas di Menteng 31 Jakarta begitu cepat menyebar.

Baca Juga: Jejak Bersejarah Hotel Voos di Kota Serang (1) Dijadikan Makodim sampai Berganti Mal

Baca Juga: Polisi Buka Peluang Periksa Gisel Terkait Video Asusila yang Viral di Media Sosial

Tokoh-tokoh seperti KH Ahmad Chatib, KH Sjam'un, dan Zulkarnain Surya menyambut baik kabar tersebut.

Tak lama berselang, anak-anak muda seperti Ali Amangku dan Ajip Dzuhri ikut bergerak cepat dengan mendirikan API di Serang. Termasuk API putri yang dipimpin Sri Sahuli.

Mereka pun melancarkan serangan kepada pasukan Jepang yang menduduki Hotel Voos dan di Markas Kompetai (sekarang Gedung Juang 45).

Baca Juga: Objek Wisata Baru di Bukit Waruwangi, Bisa Berenang Sambil Ngopi di Atas Gunung

Baca Juga: Ini Panduan Aplikasi eform.bri.co.id/bpum untuk Penerima BLT UMKM Lewat Sistem Online

Pada 22 Agustus 1945, catatan heroik terukir dalam sejarah tinta emas pemuda-pemudi Banten. Adalah Sri Sahuli bersama Jimambang menjadi pemudi yang mempelopori penurunan bendera Jepang di Hotel Voos.

Tak hanya menurunkan bendera Jepang, keduanya mengganti dengan kibaran sang saka Merah Putih.

Halwany Michrob dan A Mudjahid Chudari menyebut, penurunan bendera Jepang menunjukkan para pemuda saat itu semakin berani bertindak.

“Mereka juga mulai giat menggerakkan kekuatan rakyat Banten untuk melucuti dan merebut kekuasaan dari tangan serdadu Jepang,” tulis Halwany dalam Catatan Masa Lalu Banten.

Baca Juga: DPRD Temukan Dana Mengendap Rp5 Miliar di Dinkes Kota Serang, Ini Penjelasan Kadinkes

Baca Juga: Prajurit TNI Korem Serang Peringati Maulid Nabi Muhammad, Danrem: Panjatkan Doa Covid-19 Berakhir

Sri Sahuli juga tercatat memberikan pelatihan PPPK (pertolongan pertama pada kecelakaan) kepada pemudi lulusan SMP.

“Dengan laskar wanitanya yang merupakan bagian dari API, Sri Sahuli membangkitkan semangat para pemudi di seluruh Banten,” sebut Halwany.

Konon banyak anggota laskar wanita yang bekerja di dapur umum atau mendirikan pos-pos Palang Merah Indonesia (PMI).

Para anggota PMI itulah yang banyak membantu tugas-tugas kesehatan tentara di garis depan. Di antaranya, Tenjo, Maja, Balaraja, Cikande, dan Jasinga.

 

Sebagian dari anggota laskar wanita, Sri Sahuli kerap membantu tugas-tugas intel. Sri Sahuli sering menyamar sebagai gadis desa, menyusup ke garis depan.***

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah