Di negeri pembuangannya, Ki Hajar Dewantara tidak tinggal diam. Ia tetap aktif dalam organisasi pelajar asal Indonesia, Indische Vereeninging (Perhimpunan Hindia).
Selain juga, ia memanfaatkan waktunya untuk belajar ilmu pendidikan hingga akhirnya mendapatkan Euroeesche Akte (Akta Guru Eropa).
“Ijazah pendidikan yang bergengsi, yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya,” tulis Gamal Komandoko dan tim penyusun buku Atlas Pahlawan Nasional yang diterbitkan PT Buku Kita dan dikutip SerangNews.com.***