"Kita harus pastikan beri rasa aman ke sahabat-sahabat kita umat kristiani agar bisa melakukan ibadah dengan aman, nyaman dan tentram,” sambung politisi muda PKB itu.
Menyusul beberapa insiden yang terjadi belakangan ini seperti pengeboman di Polsek Astana Anyar, Bandung, Rano mengimbau agar aparat penegak hukum bisa meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaannya.
Baca Juga: Rano Alfath: Kemerdekaan Palestina Amanat Konstitusi Indonesia dan Masalah Kemanusiaan
“Libur Nataru paling rawan aksi terorisme dan radikalisme, oleh karena itu aparat wajib meningkatkan kewaspadaannya dan kuatkan sinergi tidak hanya di kota besar saja tapi juga di daerah-daerah," ujarnya.
"Intinya security, perasaan bebas dari gangguan fisik dan psikis; Surety, perasaan bebas dari kekhawatiran; Safety, perasaan terlindung dari segala bahaya dan Peace, perasaan damai lahiriah dan batiniah harus benar-benar dipelihara agar masyarakat merasa terayomi sehingga bisa melakukan aktivitas tanpa diliputi rasa takut atau kekhawatiran," sambung Rano.
Semua harus dilakukan secara baik dengan melakukan sinergi dengan seluruh pihak terkait.
"Saya minta seluruh lapisan aparat Kamtibmas bisa bersinergi secara serius dalam mengantisipasi ancaman atau gangguan dan melakukan penegakan hukum yang optimal, efektif dan efisien,” lanjut anggota DPR RI asal daerah pemilihan Banten III itu.
Terakhir, Rano juga menghimbau masyarakat agar mendengarkan dan mematuhi imbauan dari pihak kepolisian.
“Saya memahami bahwa antusiasme masyarakat dalam menyambut libur Nataru kali ini lumayan tinggi. Demi keselamatan dan kenyamanan bersama, saya juga himbau agar masyarakat selalu mematuhi regulasi atau prosedur yang dikeluarkan oleh aparat penegak hukum,” tutup Rano.***