Tegas, UAS Sebut Radikal Itu Adalah Ibu-ibu Kesulitan Minyak, Tahu dan Tempe Bukan yang Ceramah

- 10 Maret 2022, 10:51 WIB
Tegas, UAS Sebut Radikal Itu Adalah Ibu-ibu Kesulitan Minyak, Tahu dan Tempe Bukan yang Ceramah.
Tegas, UAS Sebut Radikal Itu Adalah Ibu-ibu Kesulitan Minyak, Tahu dan Tempe Bukan yang Ceramah. /Tangkapan layar Instagram/@ustadzabdulsomad_official//

SERANG NEWS- Media sosial digembarkan oleh beredarnya daftar nama 180 penceramah yang terindikasi radikal.

Tak hanya viral di medsos, daftar penceramah radikal itu juga menyebar di grup-grup WhatsApp.

Hal itu membuat resah dan tanda tanya dalam benak publik, terkait kebenaran daftar penceramah radikal tersebut.

Penceramah kondang Ustadz Abdul Somad atau yang akrab disapa UAS, menanggapi daftar penceramah radikal yang viral di medsos itu.

Baca Juga: UAS Respons Daftar Penceramah Radikal, Termasuk Dirinya? Berikut 3 Hal Penting yang Disampaikannya

Dikutip SerangNews.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Rabu 9 Maret 2022, UAS mengatakan, daftar 180 penceramah radikal itu harus dilihat secara jernih.

Artinya apakah daftar itu berdasarkan sumber resmi atau hanya hoaks belaka.

Namun terlepas itu, bagi UAS orang yang mengajak ke masjid, ceramah dan keadilan itu tidak radikal.

"Radikal itu adalah, ibu-ibu kesulitan mencari minyak dan tahu tempe, itu radikal namanya," sebut UAS saat diwawancarai Karni Ilyas di kanal YouTubenya.

UAS melanjutkan, jika memang ada orang yang terbukti terindikasi radikal tersebut sebaiknya ditangkap dan diproses secara hukum.

"Sebab, jika tidak dibuktikan secara hukum, maka bisa saja anggapan itu menjadi fitnah dan pembunuhan karakter," katanya singkat.

Baca Juga: Masuk Daftar 180 Ustadz Radikal, Begini Klarifikasi Bijak Ustadz Abdul Somad

Diketahui, daftar 180 penceramah radikal tersebut juga menyebar di sejumlah grup WhatsApp.

Dari daftar penceramah radikal itu, nama Ustadz Abdul Somad, da'i kondang dari Riau berada di peringkat 5 paling radikal.

Sedangkan di peringkat pertama terdapat nama Ustazd Ismail Yusanto, Lalu Ustazd Felix Siauw, kemudian Ustazd Hafidz Abdurrahman, Fatih Karim dan Ustazd Abdul Somad.

Sebelumnya diberitakan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengeluarkan ciri-ciri penceramah radikal.

Indikator ciri-ciri penceramah radikal tersebut, menyusul adanya pernyataan Presiden Jokowi Widodo terkait penceramah radikal saat Rapat Pimpinan TNI-Polri, di Mabes TNI, Jakarta, Selasa, 1 Maret 2022 lalu.

Baca Juga: Soal Polemik Penceramah Radikal, MUI Ingatkan yang Kritik Pemerintah Jangan Disebut Radikal

Menurut BNPT, apa yang dikatakan Presiden Jokowi itu merupakan peringatan kuat untuk meningkatkan kewaspadaan nasional.

Lalu apa saja ciri-ciri penceramah radikal yang disebutkan oleh BNPT?

Berikut 5 indikator seperti yang dikatakan oleh Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid, dikutip SerangNews.com dari sumbawa.pikiran-rakyat.com, Senin 7 Maret 2022.

1. Mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan pro ideologi khilafah transnasional.

2. Mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.

3. Menanamkan sikap anti pemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan (distrust) masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian (hate speech), dan sebaran hoaks.

4. Memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas).

5. Memiliki pandangan antibudaya ataupun antikearifaan lokal keagamaan.

Baca Juga: CEK FAKTA: Geger, UAS dan Felix Siauw akan Diciduk Polisi, dan Terancam Pasal Berlapis, Ini Faktanya

“Sejak awal BNPT sudah menegaskan bahwa persoalan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini, karena sejatinya radikalisme adalah paham yang menjiwai aksi terorisme."

"Radikalisme merupakan sebuah proses tahapan menuju terorisme yang selalu memanipulasi dan mempolitisasi agama,” kata Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid yang dikutip dari sumbawa.pikiran-rakyat.com, Senin 7 Maret 2022.

Sebelumnya diberitakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan penceramah yang kritik pemerintah jangan disebut radikal.

Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis pun turut mengomentari polemik penceramah radikal tersebut.

Melalui akun Twitternya @cholilnafis membeberkan terkait polemik penceramah radikal yang dimaksud.

Oleh karena itu, KH Cholil Nafis mengingatkan pada semua pihak, jangan sampai orang-orang yang mengkritik pemerintah itu disebut penceramah radikal.***

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x