Bicara Radikalisme dan Terorisme di Lebak Banten, Habib Luthfi Contohkan Toleransi yang Diajarkan Walisongo

- 8 Februari 2022, 10:22 WIB
Habib Lutti bersmaa tokoh Banten saat bicara soal radikalisme dan terorisme di Kabupaten Lebak, Banten.
Habib Lutti bersmaa tokoh Banten saat bicara soal radikalisme dan terorisme di Kabupaten Lebak, Banten. /Dok. Biru Adpim Pemprov Banten/

SERANG NEWS – Habib Lutfi mengajak semua pemeluk agama untuk memperkuat tolerasi sebagai kunci menangkal radikalisme dan terorisme.

Hal itu dikatakan Habib Luthfi saat menjadi pembicara dalam dialog Kebangsaan BNPT RI tentang pencegahan paham radikalisme dan terorisme di Pondok Pesantren Nurul Falah, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Senin 7 Februari 2022.

Habib Luthfi sendiri dalam ceramahnya mencontohkan nilai-nilai toleransi di Indonesia telah ditanamkan sejak zaman Walisongo saat menyebarkan Agama Islam di Nusantara.

Habib Luthfi mencontohkan Sunan Kudus adalah salah satu dari Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Nusantara dengan menanamkan nilai-nilai toleransi.

Baca Juga: Jauhkan Paham Radikalisme, FKPT Ajak Kepala Sekolah Awasi Kegiatan Rohis Siswa

"Karena waktu itu masyarakat Kudus beragama Hindu yang mensucikan hewan sapi, maka meski sudah banyak meng-Islamkan masyarakat Kudus, Sunan Kudus melarang masyarakat Kudus memotong hewan sapi,” katanya.

"Sampai hari ini tidak ada di Kudus itu yang potong atau sembelih Sapi. Potongnya di Jepara atau dimana. Poinnya adalah nilai toleransinya," sambung Habib Luthfi.

Lebih jauh Habib Luthfi mengatakan, yang menjadi PR (Pekerjaan Rumah) bangsa Indonesia saat ini adalah bagaimana menanamkan kebanggaan sebagai warga Negara dan bangsa Indonesia.

"Coba saya tanya, itu kalau pas kita Nyanyi Indonesia Raya itu kita karena memang cinta atau karena peraturan?" tanyanya.

Baca Juga: Materi Anti Radikalisme Jadi Syarat Lolos CPNS 2021, Simak Bocoran Tes SKD Terbaru

Menurut Habib Luthfi kebanggaan sebagai bangsa Indonesia harusnya sudah tertanam di setiap sanubari bangsa Indonesia demi mengingat keluhuran dan keagungan peninggalan sejarah dan budaya yang bangsa Indonesia miliki.

"Coba itu Borobudur, Prambanan, bagaimana tidak disebut high tech para leluhur kita itu. Meski setiap waktu diguncang getaran dari letusan gunung-gunung yang mengitarinya, tapi candi-candi itu masih berdiri megah sampai hari ini," paparnya.

Dalam dialog itu turut hadir Kepala BNPT RI Komjen Pol Boy Rafli Amar dan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumi.

Baca Juga: Ingatkan Ancaman Terorisme, Anggota DPR RI Dapil Banten: Generasi Muda Garda Terdepan

Andika mengatakan, dialog kebangsaan menjadi upaya terus menerus bangsa Indonesia untuk memerangi paham radikal keagamaan.

"Kita semua, masyarakat memang perlu untuk terus diberi pemahaman tentang radikalisme dan terorisme," katanya.

Menurutnya, paham radikalisme dan terorisme keagamaan di Indonesia sudah merasuk ke seluruh sendi-sendi kehidupan berbangsa. Terus berusaha keras dan terus menerus menyusupi anggota masyarakat tanpa memandang golongan sosial, ekonomi, politik, dan usia.

"Tentunya yang paling mengkhawatirkan adalah kalau sudah merasuk menyusup ke dalam pemikiran anak-anak kita, dan lebih mirisnya lagi anak-anak kita mendapati paham itu di dunia pendidikan misalnya," katanya.***

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah