SERANG NEWS – Situasi politik di Myanmar semakin kusut pasca aksi kudeta junta militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi. Bahkan korban meninggal dilaporkan sudah mencapai 500 orang lebih.
Junta militer Myanmar juga dilaporkan semakin brutal dengan kembali melakukan tembakan tanpa henti kepada para pengunjuk rasa atau demonstran. Insiden itu dilaporkan telah menewaskan 4 orang demonstran.
Peristiwa kebrutalan junta militer Myanmar kepada para demontran ini dinilai sebagai upaya pembrangusan kebebasan pendapat. Terlebih, disertai dengan mengandalkan surat perintah penangkapan terhadap para pengkritik di media sosial dan pemblokiran internet.
Baca Juga: Temui Menlu China, Menlu RI Retno Marsudi: Rakyat Myanmar semakin Menderita
Baca Juga: 400 Warga Myanmar Cari Perlindungan ke India, Termasuk Polisi dan Pemadam Kebakaran
Kantor berita Myanmar Now melaporkan, pasukan keamanan Myanmar di pusat kota Monywa kembali menembaki kerumunan hingga membuat tiga orang terbunuh.
"Mereka melancarkan tembakan tanpa henti, baik dengan granat setrum maupun peluru tajam," kata seorang pengunjuk rasa di Monywa kepada Reuters melalui aplikasi pesan dalam Antara yang dikutip SerangNews.com, Minggu 4 April 2021.
"Orang-orang kemudian mundur dan dengan cepat membuat... penghalang, tapi seseorang di depan saya kepalanya terkena peluru. Dia langsung meninggal,” sambung pesan tersebut menyatakan.
Sementara itu, Bago Weekly Jounal menyebutkan, seorang pria ditembak dan dibunuh di Kota Thaton, di Myanmar selatan.