Kudeta Militer Myanmar Dikecam Dunia, 38 Orang Dikabarkan Meninggal Sejak Terjadinya Konflik

- 5 Maret 2021, 20:08 WIB
Unjuk rasa di Myanmar pasca kudeta mIliter meluas dan menyebabkan kekerasan yang mencekam.
Unjuk rasa di Myanmar pasca kudeta mIliter meluas dan menyebabkan kekerasan yang mencekam. /Foto: REUTERS/Stringer/

SERANG NEWS - Pasukan keamanan di Myanmar terus menembakkan amunisi aktif, peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan protes anti kudeta pada Kamis 4 Maret 2021 lalu.

Pihak PBB mengatakan kudeta militer Myanmar ini telah menewaskan 38 orang. Insiden ini disebut paling berdarah sejak pengambilalihan militer bulan lalu.

Insiden itu mengakibatkan lebih dari 1.700 orang telah ditangkap, termasuk 29 wartawan.

Baca Juga: KLB Partai Demokrat Kukuhkan Moeldoko Sebagai Ketua Umum, AHY: Ilegal dan Inkonstitusional

Kepala hak asasi manusia PBB, Michelle Bachelet, meminta pasukan keamanan untuk menghentikan apa yang dia sebut sebagai "tindakan keras kejam terhadap pengunjuk rasa damai".

"Militer Myanmar harus berhenti membunuh dan memenjarakan pengunjuk rasa," kata Bachelet dikutip SerangNews.com dari Aljazeera.

Richard Weir, seorang peneliti di Human Rights Watch, juga mengungkapkan pendapatnya mengenai insiden ini.

Baca Juga: Ramalan Shio Hari Sabtu, 6 Maret 2021: Kesabaran Shio Naga, Ular dan Kuda akan Diuji Hari Ini

"Pasukan keamanan Myanmar sekarang tampaknya berniat untuk mematahkan punggung gerakan anti-kudeta melalui kekerasan yang ceroboh dan kebrutalan"

Selain itu, anggota Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia, sekelompok legislator Asia Tenggara, menyatakan 'jijik' atas kekerasan tersebut.

Halaman:

Editor: Kiki

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x