Bisa Picu Perang Besar! Pesawat China Mulai Berlatih Simulasikan Bom Kapal Induk AS di Laut Natuna

- 30 Januari 2021, 13:39 WIB
Kapal induk AS, USS Theodore Roosevelt yang saat ini sedang melaksanakan operasi di perairan Laut Natuna Utara.
Kapal induk AS, USS Theodore Roosevelt yang saat ini sedang melaksanakan operasi di perairan Laut Natuna Utara. /US NAVY

SERANG NEWS – Dunia dalam ancaman perang besar. Hal ini karena pesawat China mulai berlatih untuk melakukan serangan terhadap pangkalan angkatan bersenjata negara Amerika Serikat.

Seperti yang pernah terjadi baru-baru ini. Pesawat pembom asal China yang mulai melakukan simulasi serangan terhadap kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di Laut Natuna Utara atau Laut China Selatan.

Diketahui, Laut China Selatan juga masih menjadi wilayah konflik antara China dengan sejumlah negara seperti Filipina, termasuk juga dengan Indonesia.

Baca Juga: Gubernur Jabar Ridwan Kamil Cari 5.000 Anak Muda untuk Jadi Petani Milenial, Disiapkan Lahan dan Modal 

Dalam latihan perang itu, negara China mensimulasikan saat sebuah kapal induk AS Theodore Roosevelt dari US Navy sedang berlayar ke laut Natuna Utara pekan lalu, China langsung mengirim delapan pesawat pembom H-6K, empat jet temput J-16, dan satu pesawat perang anti-kapal selam Y-8 terbang melewati Taiwan dan masuk ke perairan sengketa.

Hal ini diungkapkan militer AS pada Jumat, 29 Januari 2021 yang mengkonfirmasi laporan sebelumnya dari Financial Times.

Baca Juga: Menjamu Sheffield, Peluang Man City Kokohkan Posisi Puncak Klasemen

Saat kapal induk Theodore Roosevelt dari US Navy berlayar ke Laut Natuna Utara pekan lalu, China langsung mengirim delapan pesawat pembom H-6K, empat jet tempur J-16, dan satu pesawat perang anti-kapal selam Y-8 terbang melewati Taiwan dan masuk ke perairan sengketa.

Dikutip SerangNews.com dari Pikiran Rakyat.com dalam artikel yang berjudul China Simulasikan Pesawat Pembomnya Serang Kapal Induk AS di Laut Natuna Utara

Dikutip dari Business Insider,Sabtu, 30 Januari 2021, data pelacakan menunjukkan kelompok penyerang kapal induk AS memasuki Laut Natuna Utara melalui Bashi Channel saat pesawat tempur China terbang melalui zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Keesokan harinya, seorang analis militer mengatakan kepada Global Times bahwa langkah China itu mungkin merupakan latihan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan tempur PLA melawan kapal induk AS.

Baca Juga: Update Harga Emas Hari Ini, Sabtu 30 Januari 2021; Rp887.000 per Gram

Analis lain mengatakan penerbangan China itu "kemungkinan operasi rutin" yang tidak ada hubungannya dengan kapal AS di dekatnya.

Sebelumnya, Financial Times, mengutip orang-orang yang akrab dengan AS dan intelijen sekutu, melaporkan pada Jumat bahwa pesawat pembom dan jet China mensimulasikan serangan terhadap kelompok penyerang kapal induk Theodore Roosevelt.

Pilot pesawat pembom China juga dilaporkan terdengar mengkonfirmasi perintah serangan angkatan laut dan mensimulasikan penembakan rudal anti-kapal.

Baca Juga: Hanya Butuh Waktu Lima Menit, Ini Aplikasi PLN untuk Isi Ulang Motor Listrik

Juru bicara Komando Indo-Pasifik AS Kapten Mike Kafka mengatakan kapal induk Theodore Roosevelt Carrier Strike Group memantau dengan cermat semua aktivitas Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) dan Angkatan Udara (PLAAF), dan tidak pernah mereka berpura-pura ancaman terhadap kapal, pesawat, atau pelaut Angkatan Laut AS.

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa pesawat China tidak datang dalam jarak 250 mil dari kapal Angkatan Laut AS, yang menempatkan mereka di luar jangkauan perkiraan rudal jelajah anti-kapal YJ-12 yang dibawa oleh pesawat H-6K.

"Kegiatan PLA yang disorot di sini, adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan agresif dan destabilisasi," kata Kapten Mike Kafka.

Baca Juga: Update Terbaru Bantuan Sosial, Cek Kriteria Pedagang Kecil Ini Bisa Dapat 4 Sumber Bantuan dari Kemenkop UKM

Sebelumnya, Angkatan Laut AS mengatakan kapal induk Theodore Roosevelt melakukan pelayaran rutin ke daerah Armada 7 AS, tanggung jawab untuk melakukan operasi keamanan maritim.

Sementara, China keberatan dengan kehadiran reguler militer AS di Laut Natuna Utara, meskipun telah beroperasi di wilayah tersebut selama beberapa dekade.

Baca Juga: Kabar Gembira, Pedagang Mi dan Bakso Akan Mendapat 4 Jenis Bantuan dari Pemerintah 

"Tidak ada gunanya bagi perdamaian dan stabilitas kawasan bagi Amerika Serikat untuk sering mengirim kapal dan pesawat militer ke Laut Cina Selatan untuk memamerkan ototnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian dalam jumpa pers, Senin, 26 Januari 2021.

Baca Juga: Tegaskan Tidak Ada Pungutan Baru Pajak Pulsa, Sri Mulyani: Selama Ini Sudah Berjalan

Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Malam Ini: Man City vs Sheef Utd hingga Big Macth Arsenal vs Man Utd

Perkembangan terbaru di Laut Natuna Utara menyoroti tantangan yang akan dihadapi pemerintahan Presiden AS Joe Biden saat berurusan dengan Beijing dan kekuatan militer China.***

 (Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat.com)

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah