Menkes Klaim Tak Terlibat Vaksin Berbayar Sinopharm: Itu Murni Bisnis to Bisnis BUMN

14 Juli 2021, 16:12 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin. /Twitter/@setkabgoid.

SERANG NEWS- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunaidi Sadikin, mengklaim kementeriannya tak terlibat perihal adanya vaksin berbayar atau program bernama vaksinasi gotong royong yang melibatkan BUMN dan Kimia Farma.

Budi Gunaidi menegaskan program vaksinasi berbayar itu, murni bisnis to bisnis (B2B) dari pengelolaan BUMN yang melibatkan Kimia Farma.

“Memang vaksin gotong royong waktu di awal adalah merespons, karena ada persepsi waktu itu pemerintah akan kurang gesit, kurang cepat suntiknya dengan swasta,” ungkapnya seperti dikutip SerangNews.com dari video rapat kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan via YouTube pada Selasa, 13 Juli 2021 kemarin.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Efikasi dan Efek Samping Sinopharm, Vaksin Berbayar yang Dijual Kimia Farma

Menkes menlanjutkan bahwa program vaksinasi gotong royong tersebut murni dikelola oleh BUMN dengan melibatkan Bio Farma Group sebagai produsernya.

“Vaksin gotong royong ini pure business to business, jadi dikelola oleh BUMN, Bio Farma grup dengan produsennya, kami tidak terlibat gitu ya,” ungkapnya.

Baca Juga: Jepang Evakuasi Warganya dari Indonesia, Mata Uang Yen Menguat dan Amuk Rupiah

"Keterlibatan kami hanya dalam kapasitas vaksinnya apa saja dan harganya berapa, jumlahnya berapa banyak. Itu saja yang kami terlibat,” tambahnya.

Intinya lanjut Menkes, bahwa ini adalah skema business to business yang dilakukan oleh BUMN Bio Farma, membeli dari produsennya langsung.

Artinya Kemenkes juga tidak ikut dalam negosiasi itu. Termasuk langsung menjualnya dengan Kadin, Kemenkes juga tidak ikut negosiasi dan alokasinya.

Baca Juga: Pengumuman SMMPTN Barat Jalur Mandiri Sudah Dibuka, Klik pengumuman.smmptnbarat.id

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk, Ganti Winarno Putro mengatakan, pelayanan Program Vaksinasi Gotong Royong berbayar sudah bisa diakses di delapan jaringan Klinik Kimia Farma.

"Untuk layanan yang sudah dimulai ada di dua klinik, yaitu di Klinik Kimia Farma Senen, Jakarta Pusat dan Klinik Kimia Farma Pulogadung Jakarta Timur," katanya dikutip dari Antara, Sabtu 10 Juli 2021.

Pemerintah sudah menetapkan besaran harga pembelian vaksin produksi Sinopharm melalui penunjukan PT Bio Farma (Persero).

Baca Juga: Update CPNS 2021, Kemenkumham Paling Banyak Peminat, Ternyata Segini Besaran Gaji yang Diterima

Harga pembelian vaksin ditetapkan sebesar Rp321.660 per dosis dan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp117.910 per dosis. Sehingga, untuk dua dosis harga vaksin berbayar Rp879 Ribu.

Namun, karena menuai polemik dan pro kontra di masyarakat, wacana vaksinasi gotong royong berbayar terpaksa ditunda sampai batas waktu yang tak ditentukan.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler