Puasa Ramadhan, Politisi NasDem Ajak Membumikan Pancasila dengan Menjaga Keberagaman dan Toleransi

21 April 2021, 20:31 WIB
Anggota DPRD Banten Ria Mahdia Fitri saat Sosper dan Wawasan Kebangsaan kepada masyarakat, di Kantor RMF Center, Jalan Raya Kali Jiun, Kelurahan Parigi Lama, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Rabu 21 April 2021 /Dok RMF Center for SerangNews.com/

SERANG NEWS – Puasa Ramadhan menjadi bulan istimewa untuk meningkatkan kesalehan sosial sekaligus membumikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Seruan tersebut disampaikan anggota DPRD Banten Ria Mahdia Fitri saat sosialiasi Peraturan Daerah (Sosper) dan Wawasan Kebangsaan kepada masyarakat, di Kantor RMF Center, Jalan Raya Kali Jiun, Kelurahan Parigi Lama, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Rabu 21 April 2021.

“Pancasila sebagai dasar negara sudah final. Kita sebagai warga negara harus bisa melanjutkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di bulan suci Ramadhan seperti sekarang. Ini momentum yang tepat untuk membumikannya,” kata politisi perempuan dari Fraksi Partai NasDem ini.

Baca Juga: Mengenang Hari Kartini, Ini 10 Fakta Hidup dan Perjuangan Emansipasi Perempuan

Menurut Ria, Pancasila lahir dari jatidiri bangsa Indonesia yang memiliki karakter religius, tenggang rasa dan saling menghargai antar sesama. Karena itu, pengalaman Pancasila salah satunya dengan menghormati setiap perbedaan yang ada dengan menjaga semangat gotong royong dan keberagaman.

“Pancasila adalah warisan dari para pendiri bangsa. Hasil dari penggalian nilai-nilai yang ada dalam bumi pertiwi Indonesia. Para pendiri bangsa kita dari latar belakang budaya, agama dan keyakinan, sama-sama merumuskannya falsafat dan dasar kita semua,” kata politisi perempuan muda ini.

Ria menyebut, Pancasila sebagai dasar ideologi Bangsa Indonesia yang di dalamnnya terkandung spirit nilai-nilai Islam. Analoginya, keindonesiaan dan keislaman seperti dua mata koin uang.

“Indonesia itu adalah raganya, dan Islam adalah spirit dan jiwanya. Maka Pancasila dan Islam tidak ada pertentangan di dalamnya. Keduanya sejalan sebagai panduan kita sebagai manusia bertuhan, beradab, bersatu, adil untuk sama-sama mewujudkan kemakmuran yang diridhoi Allah SWT,” paparnya.

Baca Juga: Kapal Selam KRI Nanggala 402 Buatan Jerman Hilang Kontak di Perairan Bali, Panglima TNI: Dalam Pencarian

Apalagi, lanjut Ria, lahirnya Pancasila tidak lepas dari kontribusi para ulama, kiai, dan tokoh agama lainnya yang meletakan spirit Ketuhanan di dalamnya. Hal ini sebagai tertuang dalam sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Para ulama kita, habaib, kiai dan satri-santri pada masa itu ikut membidani kelahiran Pancasila. Karenanya, dalam pembukaan UUD 1945 negara tertera kalimat atas berkat rahmat Tuhan yang kuasa. Inilah spirit religiusitas dari para ulama kita,” kata Ria.

“Maka ikhtiar perjuangan di meda tempur sudah digelorakan di sampaing juga doa dari para ulama kita. Kedua-keduanya saling melengkapi sehingga kita semua bisa merasakan kemerdekaan. Mari kita menjaganya, memeliharanya dari rong-rongan idelogi luar yang coba mengoyak persatuan kita semua,” sambungnya.

Baca Juga: AC Milan Resmi Keluar dari European Super League, Tim Italia Hanya Tersisa Juventus 

Terakhir, Ria berpesan agar semangat gotong royong, toleransi dan kebergaman yang sudah menjadi karakter bangsa Indonesia sama-sama dijaga. Apalagi di bulan Puasa Ramadhan yang salah satunya adalah melatih menjadi pribadi yang peka terhadap kondisi sosial di sekitar.

Senada dikatakan tokoh masyarakat Pondok Aren, Tangerang Selatan, Ishak. Menurutnya, Pancasila sudah final menjadi dasar bangsa Indonesia.

“Pancasila juga lahir dari perjuangan para ulama dan habaib yang terlibat di dalamnya. Maka Panacasila dan Islam bisa berjalan seiringan untuk kita menjadi bangsa yang adil dan beradab,” ujarnya.

Ishak lantas menerangkan inti dari setiap sila yang terkandung dalam Pancasila. “Sekali lagi ini warisan para pendiri bangsa sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia. Maka tugas kita melanjutkan kemerdekaan dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan, serta keberagaman budaya yang ada di Indonesia,” pesannya.***

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler