Jelang Libur Nataru, Luhut Binsar Pandjaitan: Jangan Ada Kerumunan Massa dengan Alasan Apapun

30 November 2020, 22:06 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. /Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi/

SERANG NEWS - Jelang libur natal dan tahun baru Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan tentang angka lonjakan Covid-19.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar acara masyarakat berkumpul dalam jumlah besar tidak lagi diizinkan.

"Saya ingin kita semua bersepakat jangan ada kerumunan lagi dengan alasan apapun untuk beberapa waktu ke depan," katanya kepada para kepala daerah, Pangdam, dan Kapolda di DKI Jakarta dan Bali dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Virtual Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta dan Bali di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin 30 November 2020.

Baca Juga: Keren, Luhut Akan Gunakan Taktik Militer Lawan Banjir

Diketahui, angka konfirmasi positif kasus Covid-19 di DKI Jakarta pada periode 25-30 November 2020 sebanyak 8.598 kasus dari 5.168 kasus pada periode 28 Oktober-3 November 2020.

Sementara itu di Bali kasus terkonfirmasi positif naik dari 386 kasus pada periode 28 Oktober-3 November 2020 menjadi 823 kasus pada 25-30 November 2020.

Luhut juga meminta agar Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes untuk mengecek ketersediaan obat yang ada di daerah.

"Jangan sampai ada orang meninggal karena kelalaian kita untuk mengecek ketersediaan obat sehingga obat habis," ujarnya.

Baca Juga: Update Covid-19 di Banten per 30 November 2020, Tiga Daerah yang Gelar Pilkada Masuk Zona Merah

Ia juga meminta agar Kemenkes memastikan kapasitas ICU dan isolasi di rumah sakit mencukupi untuk perawatan pasien Covid-19.

Yang tidak kalah penting, lanjut dia, khusus untuk wilayah Bali, pemerintah daerah diminta tambah fasilitas isolasi terpusat, terutama di Tabanan.

"Kalau di kabupaten, hotel tidak cukup, ya geserlah. Yang penting pisahkan secepatnya dari keluarga yang masih sehat," tegas Menko Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu.

Menko Luhut mencontohkan fasilitas isolasi terpusat Wisma Atlet di DKI Jakarta yang telah beroperasi dengan cukup baik.

Baca Juga: Soal Vaksin Covid-19, Muhadjir Effendy: Vaksin Bukan Senjata Pamungkas

Pada kesempatan tersebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan dalam dua minggu pasca libur panjang 28 Oktober-1 November terdapat kenaikan kasus positif, terutama klaster keluarga.

"Dan setelah kita lakukan pelacakan dan penelusuran mayoritas keluarga ini bepergian ke Bandung, Semarang, Lampung, dan beberapa tempat di Jawa Timur," urai Anies Baswedan.

Dengan munculnya klaster keluarga, Anies Baswedan berharap agar pemerintah pusat meninjau ulang kebijakan libur bersama saat akhir tahun.

Berbeda dengan DKI Jakarta, jumlah kasus terkonfirmasi positif di Bali meningkat usai gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Baca Juga: Jelang Pilkada, Gudang Logistik KPU Serang Dijaga Polisi 24 Jam 

"Jadi di kami Pilkada penyumbang kasus terkonfirmasi positif terbesar. Dari KPPS banyak ditemukan kasus positif. Lalu kami lakukan tracing lebih luas," kata Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, tambah Indra, dalam minggu ini Pemprov Bali juga melakukan penelusuran ke seluruh pelaku jasa pariwisata.

"Dari mereka ditemukan beberapa kasus positif," kata Indra.

Sebagai penutup, Menko Luhut pun kemudian meminta kepada semua pihak yang berwenang untuk turut mengevaluasi pelaksanaan Pilkada dan dampak libur panjang pada akhir Oktober terhadap peningkatan kasus terkonfirmasi positif dan angka kematian.

Hasil tersebut, menurutnya, penting untuk menentukan kebijakan libur panjang akhir tahun.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler