Baca Juga: Sejarah Awal Orang China Masuk Banten: Temuan Artefak hingga Peranan di Masa Kesultanan Banten
Keterangan pasti pondok Kiai Sahal juga masih belum diketahui pasti. Pasalnya, hanya ada satu keterangan yang disampaikan dalam kitab Nashoihul Ibad yang ditulis Syekh Nawawi Al Bantani.
Dalam keterangan kitab itu tertulis, “setelah belajar agama kepada ayahandanya (Kiai Umar-red), Nawawi beserta dua saudaranya Tamim dan Ahmad menerima pengajian dari KH Sahal, seorang ulama yang termasyur di Banten saat itu.”
Seiring berjalannya waktu, pondok pengajian dan tempat tinggal Kiai Sahal berkembang menjadi suatu perkampungan. Penghuninya adalah keturunan Kiai Sahal sendiri.
Perkampungan itu, sekarang dikenal dengan nama Kampung/Lingkungan Lopang, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang. Sayangnya sampai saat ini, baik tempat tinggal dan pondoknya belum diketahui secara tepat lokasinya.
Sebab, Lopang sendiri ada dua bagian, yakni Lopang Cilik dan Lopang Gede. “Penduduk di kedua kampung itu, sebagian besar dikebumikan di pekuburan Lopang Cilik,” ungkap Mufti.
Semasa hidupnya, Kiai Sahal mempunyai empat putra dan satu putri. Adapun nama istrinya belum diketahui. Hanya saja, keturunan Kiai Sahal diperkirakan sudah masuk generasi ketujuh dan delapan atau lebih.
Asal Muasal Komplek Ki Demang
Salah seorang keturunan Kiai Sahal disebutkan menikah dengan anak keturunan Ki Demang Sakti. Yakni, Nyi Munawarohibin Munir bin Ki Abd. Hamid bin Ki Sahal menikah dengan Abdul Rozak bin Abdullah bin Agus Mahmud bin Agus Saidi (Rd. Demang Sakti).