Sosok Arsyad Thawil, Tokoh Geger Cilegon dan Jalan Dakwah di Pengasingan Kota Manado [Bagian I]

- 26 April 2021, 05:00 WIB
Walikota Cilegon Helldy Agustian saat berziarah ke makam Arsyah Thawil di Manado,Sulawesi Utara. (Foto diambil sebelum pandemi Covid-19)
Walikota Cilegon Helldy Agustian saat berziarah ke makam Arsyah Thawil di Manado,Sulawesi Utara. (Foto diambil sebelum pandemi Covid-19) /Dok. Pribadi Helldy Agustian/

Selebihnya di rumah H Asngari Terate, H Iskak Saneja-Cilegon, H M Sangadeli Kaloran-Serang, dan H Asnawi Bendung-Lempuyang Tanara.    

Sayangnya, perjuangan terencana dan penuh heroisme hingga titik darah penghabisan itu kandas. Bala tentara Belanda berhasil memukul mundur. KH Arsyad Thawil dan tokoh-tokoh kunci lainnya tertangkap.

Sartono Kartodirjo yang meneliti peristiwa Geger Cilegon mencatat, KH Aryad Thawil bersama 204 pasukannya yang tertangkap. Mereka pun diajukan ke dalam Pengadilan dengan tuduhan makar.

Baca Juga: Jadi Ikon Wisata Religi Banten, Ini 7 Fakta Menarik Masjid Agung Banten Lama

Pengadilan Belanda memutuskan, 89 orang dihukum kerja paksa selama 15 sampai 20 tahun. Sebelas orang dihukum mati, dan hanya 94 orang yang kembali dibebaskan. Sementara, KH Aryad Thawil bersama tujuh orang lainnya diasingkan ke Manado, Sulawesi Utara.

BERDAKWAH DI PENGASINGAN

Selama di pengasingan, penguasaan KH Arsyad terhadap agama yang komplit menjadi bekalnya. Sepanjang hayat hidupnya di pengasingan, tercurah untuk mendawahkan nilai-nilai Islam.

Di daerah Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, pula ia menikahi seorang wanita beranak satu dari keluarga Runtu, atau tokoh pendeta yang bernama Liena Runtu.

Baca Juga: HIKMAH RAMADHAN 7: Keutamaan Sholawat atas Nabi Muhammad SAW dalam Tanqihul Qaul Syekh Nawawi Al Bantani

Liena Runtu lantas masuk Islam dan berganti nama menjadi Tarchimah. Sikap ini diikuti anaknya, Maria Runtu yang berganti nama menjadi Maryam.

Halaman:

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x