Yadi Ahyadi, Perawat Naskah Kuno Sejarah Banten (3/selesai);  40 Manuskrip Berhasil Digitalisasi

3 November 2020, 12:00 WIB
Yadi Ahyadi/Perawat Naskah Kuno Sejarah Banten. /Serang News/

 

SERANGNEWS.COM - Jerih payah seorang Abah Yadi Ahyadi mengumpulkan naskah kuno sejarah terbayar lunas. Ia berhasil mengoleksi babad sejarah utuh yang dikumpulkan bertahun-tahun.

Yadi harus bersabar dan bolak-balik ke museum di Jakarta. Pernah, ada satu naskah yang harus ia kumpulkan selama lima tahun.

“Di sana kita kan hanya boleh memfotokopi tidak boleh lebih dari 15 halaman,” katanya sembari menunjukkan naskah Sejarah Banten dalam bentuk tulisan Arab Pegon yang sedang dialihbahasakannya dalam bahasa Indonesia.

Terlebih saat Yadi digandeng Kementerian Agama untuk melakukan konservasi naskah-naskah kuno. Tak hanya mengundang semua pemilik naskah kuno, dirinya juga mulai melibatkan pemerintah daerah, perpustakaan daerah, dan dinas pariwisata.

Baca Juga: Yadi Ahyadi, Perawat Naskah Kuno Sejarah Banten (1): Ada Naskah yang Mengumpal seperti Tanah

Baca Juga: Yadi Ahyadi, Perawat Naskah Kuno Sejarah Banten (2): Banyak yang Anggap Manuskrip Keramat

Selain itu, dosen-dosen muda di kampus tempatnya kuliah juga turut mendukung. Yadi pun tergabung pada Bantenologi, lembaga kajian sejarah yang dibidani Profesor A Tihami.

Sampai saat ini, lembaga yang berkantor di dalam kampus UIN Sultan Maulana Hasanuddin masih aktif melakukan kajian sejarah Banten.

Bagi Yadi menyelamatkan naskah-naskah kuno yang merekam sejarah Banten seperti menyelamatkan masa depan keberlanjutan Banten. Sebab dari sejarah orang belajar untuk menatap masa depannya.

Bersama kawan, almarhum Abah Dadi yang bertugas di Dinas Kebudayaan Provinsi Banten, pada 2011 Yadi menggelar workshop manuskrip sebagai warisan budaya.

Baca Juga: HMI Serang Akan Judicial Review UU Cipta Kerja Ke MK

Baca Juga: Namanya Dicatut, Bupati Lebak Iti Oktavia: Kami Tuntut secara Hukum

Saat melakukan pendataan, terkumpul 40 manuskrip yang berhasil didigitalisasi. Pada 2017, program tersebut dilanjutkan Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Daerah.

Kini meski belum maksimal, kata Yadi, Kabupaten Serang mulai melakukan pendataan. Targetnya 10 manuskrip untuk digitalisasi. “Sekarang sedang proses penyelamatannya dahulu. Setelah digitalisasi, baru direparasi.” katanya.

Beberapa jenis manuskrip yang beragam. Mulai dari manuskrip sejarah, astronomi, astrologi, pengobatan, keagamaan, sampai keparukunan atau ajaran amalan.

Kata Yadi, manuskrip paling banyak ditemukan di Tanara, Pontang, Tirtayasa, Gunung Kaler Tangerang, Balaraja. “Banten Lama sedikit karena banyak yang terbakar. Termasuk Cilegon dan Bojonegara,” ungkapnya.

Reparasi Naskah Kuno Sejarah Banten

Baca Juga: Gelombang 11 Prakerja Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Tata Caranya

Selain melakukan penyelamatan manuskrip, Yadi juga melakukan kajian karya-karya itu melalui komunitas Klinik Pusaka yang berarti konservasi literatur naskah Islam klasik.

Setiap Sabtu, anak-anak muda yang dominan masih berstatus mahasiswa akan belajar membaca naskah-naskah kuno yang masih berbahasa Arab Pegon dan Jawa Kawi.

Tak ayal, beberapa peneliti dari luar negeri juga kerap memintanya untuk memperlihatkan naskah-naskah itu sebagai rujukan penelitian. Beberapa peneliti luar negeri yang diingatnya antara lain dari Malaysia, Prancis, dan Jerman.

“Mereka biasanya minta ditunjukkan beberapa informasi dari manuskrip,” kata Yadi. (*)

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler