Ini adalah penurunan terburuk sejak krisis ekonomi pada tahun 1998, yang terjadi karena anjloknya nilai tukar rupiah dan hilangnya kepercayaan publik. Ketika itu konsumsi rumah tangga terjun sebesar 6,17%.
Sedangkan dari sisi eksternal, resesi muncul akibat melemahnya permintaan dari negara lain terhadap barang produksi Indonesia serta berkurangnya investasi.
Negara-negara yang memiliki kontribusi besar untuk ekspor dari Indoesia seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Korea Selatan telah mengalami resesi demikian dilaporkan The Conversation Indonesia.
Ketiganya menyumbang masing-masing US$17,68 miliar (11,41%), US$9,07 miliar (5,85%), dan US$6,08 miliar (3,92%) terhadap ekspor Indonesia yang mencapai US$167,53 miliar pada tahun lalu.
Baca Juga: Covid-19 Gelombang Dua Menlanda, Menkes Prancis: Warga Tetap di Rumah, Kecuali Urusan Penting
Baca Juga: Hasil Liga Europa, AS Roma Menang Besar, AC Milan Tersungkur di Kandang, Tim Inggris Pesta Gol
Meski masih mengalami kontraksi, setidaknya kontraksi yang lebih dalam dapat dicegah.
"Kita sudah melewati masa terburuk di triwulan kedua. Di triwulan ketiga, perekonomian mengalami pembalikan atau turning point ke arah zona positif," kata Menkeu Sri Mulyani dalam pernyataan persnya, Kamis, 5 November 2020.
Menurut Menkeu, realisasi belanja negara meningkat tajam hingga 15,5 persen di triwulan III. Belanja negara itu disalurkan untuk bantuan sosial, dukungan bagi dunia usaha, termasuk UMKM yang menjadi pendorong pembaikan ekonomi.
Baca Juga: Gunung Merapi Berstatus Siaga, Ganjar Pranowo Siapkan Tim Evakuasi dan Berpesan Warga tidak Panik