Misteri Pulau Jawa yang Terbelah, Letusan Gunung Semeru dan Mitos Ramalan Jayabaya yang Dibahas Banyak Orang

- 5 Desember 2021, 10:14 WIB
Rumah warga yang rusak karena tertimbun material letusan Gunung Semeru
Rumah warga yang rusak karena tertimbun material letusan Gunung Semeru /

SERANG NEWS – Gunung Semeru Lumajang meletus pada Sabtu, 4 Desember 2021.

Gunung Semeru meletus. Berdasarkan video yang beredar, tampak gumpalan asap membumbung tinggi. Sementara warga yang melihat letusan tersebut berlari menyelamatkan diri.

Warga setempat berlari menyelamatkan diri dari awan panas yang keluar dari perut Gunung Semeru.

Sementara Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat menetapkan status Gunung Semeru level siaga III.

Seperti biasa kebanyakan masyarakat Indonesia mengaitkan musibah Gunung Semeru erupsi dengan mitos kepercyaan ramalan Jayabaya tentang Pulau Jawa.

Baca Juga: Gunung Semeru di Lumajang Erupsi Hebat, Ternyata Ini Sebabnya hingga Runtuhnya Bibir Larva

Dalam sejarah Gunung Semeru Lumajang di Jawa Timur tersebut sudah beberapa kali meletus. Seperti terjadi sangat besar pada 200 tahun lalu tepatnya 8 November 1818.

Setelah itu, Gunung Semeru kembali meletus pada 2 Februari 1994 lalu. Setelah itu pada tahun 2000-an terjadi 8 kali letusan 

Dan letusan besar terjadi pada Natal 2002. Kemudian pada 1 Desember 2020, Gunung Semeru kembali meletus diikuti guguran awan panas dari puncak, dengan jarak luncur 2 kilometer hingga 11 kilometer.

 Baca Juga: Update Terbaru Jumlah Korban Erupsi Gunung Semeru, sebagian Dilarikan ke Rumah Sakit Lumajang

Kali ini Gunung Semeru kembali meletus jelang akhir tahun 2021. Meletusnya Gunun Semeru kali ini, rupanya banyak mengaitkannya dengan ramalan Jayabaya.

Siapa Jayabaya?

Jayabaya merupakan Raja Kediri. Dia punya peran penting dalam sejarah Indonesia, khususnya terkait ramalannya mengenai masa depan Pulau Jawa.

Karena posisinya sebagai raja dan diyakini sebagai keturunan dewa, orang-orang mudah percaya pada kitab-kitab yang ditulis Jayabaya.

Jayabaya memerintah kerajaan Kediri pada 1135 hingga 1157. Namanya tertera dalam Babad Tanah Jawa dan Serat Aji Pamasa. Banyak orang hingga kini masih mempelajari ramalan Jayabaya karena dianggap jitu.

 Baca Juga: Aktivitas Gunung Semeru Belum Aman, PVMBG: jika Hujan Lahar di Sepanjang Aliran Sungai

Beberapa sumber mengatakan bahwa ia merupakan keturunan dari Dewa Kebijaksanaan, Brahma. Ada pula yang meyakini Jayabaya sebagai reinkarnasi Wisnu, dewa yang bertugas untuk memelihara dan melindungi.

Dalam beberapa literasi, Maharaja Jayabaya merupakan raja Kerajaan Kediri yang memerintah sekitar abad ke-12 adalah visioner yang unggul.

Dari kitab Jangka Jayabaya, bait ke-164 sang raja berucap suatu saat Pulau Jawa akan terpotong menjadi dua. 

Dengan ramalan Jayabaya tersebut, kali ini banyak yang meyakini mitos Jawa terbelah akan terjadi.

Banyak masyarakat meyakini jika Ramalah Jayabaya selalu terbukti.Salah satu ramalan yang terkenal adalah kedatangan orang-orang berkulit putih pembawa senjata yang dapat membunuh dari jauh.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus Hari Ini Disertai Hujan Vulkanik Abu, Puluhan Warga Mengungsi

Ramalan tersebut ditandai dengan kedatang penjajah Belanda.

Kemudian juga masa menjelang perang kemerdekaan yakni saat Jawa dijajah Jepang.

Satu ramalan Jayabaya yang terbukti adalah: seumur jagung (3,5 bulan) yang dimaknai dijajah 3,5 tahun.

Selain itu ramalan Jayabaya yang masih dipercaya yaitu siapa yang akan menjadi Presiden atau pemimpin di Indonesia. Banyak orang menyebut dengan istilaj Notonegoro atau secara harfiah diartikan sebagai pemimpin negara. ***

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah