"Sebanyak 215 negara lebih yang terkena covid. Untuk urusan vaksinasi, Indonesia itu di urutan ke 11, cukup baik," kata Jokowi pada 30 Juni 2021 yang ditayangkan di kanal YouTuber Sekretariat Negara.
Jokowi menyatakan pasokan vaksin yang didapat Indonesia begitu besar dari luar negeri. Karena itu, Indonesia bisa jualan vaksin ke negara lain jika vaksin merah putih bisa diproduksi.
"Pengadaan vaksin, tadi Bu Menlu dan Pak Erick nanti diulang lagi, sampai akhir 2020 kita akan dapat berapa, 20-30 juta sampai akhir tahun ini. Sampai akbir 2021 kira-kira jumlahnya 290 juta," katanya saat membuka rapat terbatas pada Senin 24 Agustus 2020.
"Jadi nanti saat vaksin merah putih kita ketemu kita bisa produksi lebih banyak dan kalau kita yang memiliki kelebihan ya ngak apa-apa dijual ke negara lain. Karena Asean saja saya lihat belum ada negara yang siap dengan vaksin yang tadi saya sampaikan," tambahnya.
Namun, kini Pemerintah telah menetapkan besaran harga pembebelian vaksin Sinopham yang dijual melaui Kimia Farma.
Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk, Ganti Winarno Putro mengatakan, layanan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.
"Untuk layanan yang sudah dimulai ada di dua klinik, yaitu di Klinik Kimia Farma Senen, Jakarta Pusat dan Klinik Kimia Farma Pulogadung Jakarta Timur," katanya dikutip dari Antara, Sabtu 10 Juli 2021.
Pemerintah sudah menetapkan besaran harga pembelian vaksin produksi Sinopharm melalui penunjukan PT Bio Farma (Persero). Harga pembelian vaksin ditetapkan sebesar Rp321.660 per dosis dan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp117.910 per dosis. Sehingga, untuk dua dosis harga vaksin berbayar Rp879 Ribu.***