SERANG NEWS- Kabar duka kembali menghiasi dunia politik tanah air.
Politisi Rachmawati Soekarnoputri meninggal dunia, sekira pukul 06.15 WIB di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Sabtu 3 Juli 2021.
Putri Presiden pertama RI Ir Soekarno tersebut mengembuskan napas terakhir pada usia 70 tahun akibat terpapar Covid-19.
Baca Juga: Rachmawati Soekarnoputri Adik Ketum PDIP Megawati Meninggal Dunia di RSPAD Jakarta
Berikut profil, masa kecil dan kiprah Rachmawati Soekarnoputri yang SerangNews.com kutip dari Perpustakaan Nasional.
Profil
Rachmawati Soekarnoputri memiliki nama lengkap Diah Pramana Rachmawati Soekarno.
Ia merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara pasangan Soekarno dan Fatmawati.
Rachmawati Soekarnoputri lahir di Jakarta, 27 September 1950 dan menjalani masa pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga menengah di Jakarta.
Baca Juga: Lupa Matikan Kamera, Mahasiswa Ini Kepergok Berhubungan Badan saat Kelas Online
Mantan istri dari aktor Dicky Suprapto ini sempat mengenyam bangku kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1969, namun tidak selesai.
Sementara kehidupan pribadinya, Rachmawati Soekarnoputri sempat menikah sebanyak 3 kali.
Pernikahan pertama dengan Dokter Martomo Pariatman Marzuki tahun 1969, kemudian Dicky Suprapto tahun 1975, dan terakhir dengan Benny Sumarno tahun 1995.
Baca Juga: HASIL EURO 2021 : Swiss vs Spanyol Skor Babak Kedua 1-1, Gol Shaqiri Bikin Panas Extra Time
Namun ketiganya berujung dengan perceraian. Dari pernikahan keduanya, Rachma dikaruniai dua orang putra bernama Muhammad Marhaendra Putra dan Muhammad Mahardhika Putra.
Masa kecil
Rachmawati Soekarnoputri kecil lebih banyak menghabiskan waktu dengan sang Ayah, karena pada usia 3 tahun sang Ibu memutuskan meninggalkan Istana sebagai bentuk protes terhadap Soekarno yang menikahi perempuan lain, yakni Hartini.
Selanjutnya, Rachmawati Soekarnoputri pun diasuh oleh ibu angkat bernama Ibu Hadi, seorang perempuan asal Surakarta, Jawa Tengah.
Ibu dari 2 putra yang sempat bercita-cita menjadi dokter ini semasa kecilnya banyak menekuni hal-hal berbau seni dan olahraga.
TBaca Juga: Pendaftaran CPNS 2021, MPR RI Buka Kuota untuk 29 Formasi, Ini Penjelasannya
Bahkan ketika duduk di bangku SD dan SMP, ia belajar menari Jawa, Sunda, dan Sumatera. Rachmawati Soekarnoputri kecil juga pernah menekuni olahraga anggar, renang, dan bulu tangkis.
Kiprah
Pada April 2015, Rachmawati Soekarnoputri dilantik menjadi Wakil Ketua Umum Bidang Ideologi Partai Gerindra oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra ketika itu, Ahmad Muzani.
Jabatan itu masih melekat hingga saat ini di Struktur Organisasi Partai yang dipimpin Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Selain menjadi politisi di Partai Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri juga aktif sebagai Ketua Gerakan Pemuda Marhaen (GPM), pendiri Yayasan Bung Karno yang kini bernama Universitas Bung Karno, dan Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno.
Mengutip informasi tambahan dari laman UBK, selain mendirikan Universitas Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri melalui Yayasan Pendidikan Soekarno juga mendirikan sekolah-sekolah di berbagai daerah.
Beberapa diantaranya, SMA Nasional di Klaten, Semarang dan Boyolali, TK Rachmawati di Boyolali, dan TK Sarinah di Jakarta, Cibubur juga Klaten.
Rachmawati Soekarnoputri merupakan anak Bapak Proklamator yang banyak mengabdikan diri di bidang pendidikan.
Hal itu lantaran mimpinya untuk melestarikan ide sang Ayah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam kerangka pembangunan karakter dan jiwa bangsa.
Diketahui selama masa hidupnya, Rachmawati Soekarnoputri terdepan memperjuangkan agar Republik Indonesia kembali ke naskah asli Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, atau sebelum diamandemen.
Dengan kembali berpedoman pada naskah asli UUD 1945, kata dia, maka fungsi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) juga akan kembali seperti dulu.
Menurut Rachmawati, amandemen menyebabkan MPR sebagai lembaga tertinggi negara kehilangan superioritasnya alias tak punya kuasa.
"MPR saat ini ibarat macan ompong karena setelah UUD 1945 diamandemen pada 2001, fungsi MPR sudah berubah total," kata Rachmawati belum lama ini.
Rachmawati pun menambahkan, MPR bukan lembaga tertinggi negara lagi dan bahkan dalam tupoksi (tugas, pokok, fungsi) MPR sudah tidak ada lagi.***