BMKG Ungkap Sejarah Gempa Dahsyat dan Gelombang Tsunami Merusak di Jawa Timur, Ini Faktanya!

- 3 Juni 2021, 09:31 WIB
Ilustrasi gelombang tsunami
Ilustrasi gelombang tsunami /Pixabay/schaferle//

SERANG NEWS- Potensi gempa bumi dahsyat disertai gelombang tsunami dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jawa Timur.

Diketahui, berdasarkan pemodelan matematis, Jawa Timur berpotensi diguncang gempa hingga kekuatan magnitudo 8.9 dan tinggi maksimum tsunami mencapai 29 meter.

Sementara BMKG mencatat sejak tahun1836 hingga 1972, tercatat ada 9 gempa merusak di Jawa Timur dengan dampak guncangan mencapai skala intensitas VII MMI-IX MMI.

Baca Juga: Potensi Gempa Dahsyat Magnitudo 8.9 dan Gelombang Tsunami 26 Meter di Jawa Timur, Ini Penjelasan BMKG!

Baca Juga: BMKG: Siklon Tropis Surigae di Samudra Pasifik Tidak Berdampak Pada Cuaca di Jabodetabek

Sejarah gempa merusak di Jawa Timur

Gempa Mojokerto, 22 Maret 1836. Belum diketahui pasti magnitudo gempa ini, tapi dampak gempa dilaporkan mencapai skala intensitas VII-VIII MMI.

Gempa Madiun, 20 November 1862. Dampak gempa ini dilaporkan mencapai skala intensitas VII MMI.

Gempa Wlingi, 15 Agustus 1896. Dampak gempa dilaporkan mencapai skala intensitas VII MMI.Guncangan dirasakan hingga daerah Brangah, Negororejo, Probolinggo.

Baca Juga: Terlilit Utang! Erick Thohir Bakal Pangkas Sejumlah Komisaris Garuda Indonesia

Gempa Tulungagung, 20 Agustus 1902. Dampak gempa dilaporkan mencapai skala intensitas VII MMI.

Gempa Pacitan, 27 September 1937. Kekuatan gempa M 7,2. Getaran dirasakan dalam skala intensitas VII-IX MMI. Setidaknya 2.200 rumah roboh dan banyak orang tewas.

Gempa Lamongan, 11 Agustus 1939. Dampak gempa dilaporkan mencapai skala intensitas VII MMI. Gempa dirasakan hingga Rembang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Garuda Indonesia Terlilit Hutang, Erick Thohir Alihkan Penerbangan Hanya Jalur Domestik

Gempa Malang, 20 November 1958. Dampak gempa mencapai skala intensitas VII-VIII MMI. Akibat gempa, banyak rumah rusak, beberapa lokasi tanah terbelah, dan 8 orang tewas.

Gempa Malang, 19 Februari 1967. Dampak gempa dilaporkan mencapai skala VII-IX MMI. Kerusakan parah terjadi di daerah Dampit, sebanyak 1.539 rumah rusak, 14 orang tewas, dan 72 orang luka-luka.

Akibatnya, di Gondanglegi 9 orang tewas, 49 luka-luka, 119 rumah roboh, 402 rumah retak, 5 masjid rusak. Di Trenggalek, 33 rumah retak. Gempa ini dirasakan hingga Banyumas dan Cilacap.

Baca Juga: Terlilit Utang hingga Rp70 Triliun, Garuda Indonesia Tawarkan Karyawan Pensiun Dini

Gempa Blitar-Trenggalek, 4 Oktober 1972. Guncangan kuat terjadi di Gandusari dan Trenggalek.

"Artinya kalau di masa lalu sudah pernah terjadi gempa kuat, ini kemungkinan masih bisa terjadi di masa depan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam webinar bertajuk Kajian dan Mitigasi Gempa bumi dan tsunami di Jawa Timur, akhir pekan lalu.

Dia pun mengingatkan, hal itulah yang harus dipersiapkan. Karena di Jawa Timur juga ada zona-zona patahan aktif seperti patahan Kendeng, Pasuruan, Probolinggo, di sekitar Rembang sampai Madura.

Baca Juga: Sinopsis Love Story The Series, Kamis 3 Juni 2021, Tegas! Ken ke Maudy: Pilih Aku atau Anita

Untuk itu, masyarakat dan pemerintah perlu mewaspadai daerah yang ada di zona patahan aktif.

Sejarah tsunami di Jawa Timur

BMKG juga menyebut bahwa Jawa Timur pernah disapu tsunami sebanyak 6 kali, sejak 1930 hingga 1994.

Datanya sebagai berikut, pada 4 Januari 1840, gempa kuat dirasakan sampai Semarang diikuti gelombang pasang di Pacitan

7 Februari 1843, gempa di selatan Pulau Madura memicu tsunami.

Baca Juga: Hadapi Thailand di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Shin Tae Yong Pasang Pemain Muda

20 Oktober 1859, terjadi gempa kuat disertai tsunami, gelombang tiba saat kapal Ottolina bersiap untuk melepas jangkar. 11 dari 13 awak kapal selamat

11 September 1921, Parangtritis di wilayah pantai Selatan Yogyakarta mengalami tsunami kecil.

19 Juli 1930, tsunami di Besuki, Jawa Timur sekitar pukul 2.00 WIB.

Baca Juga: Trending! Garuda Indonesia Punya Utang Rp70 Triliun, Yenny Wahid: Kami Berjuang Agar Tak Dipailitkan

2 Juni 1994, Pancer adalah desa yang mengalami dampak terburuk dari tsunami. Dari 3.081 jumlah penduduk, 121 orang tewas dan 27 luka-luka. Di antara 996 rumah, 704 rumah runtuh diterjang tsunami.

BMKG memiliki data lengkap potensi tsunami di seluruh pantai kabupaten Jawa Timur.

Dwikorita berharap, hasil analisis BMKG tersebut dapat dijadikan acuan bagi pemerintah daerah untuk melakukan upaya pencegahan dan mitigasi selanjutnya.

Baca Juga: Hendak Dijadikan Pelacur, Perempuan Bangladesh Alami Kekerasa Seksual oleh Empat Pria dan Satu Wanita

Sebelumnya diberitakan SerangNews.com, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Tangsel, Yanuar Henry Pribadi menambahkan, potensi gempa dan tsunami hasil modeling yang disampaikan BMKG itu dijadikan acuan sebagai edukasi dan perencanaan.

"Dalam upaya mitigasi kita harus bicara skenario terburuk, ini untuk diacu, sehingga dapat disiapkan upaya pengurangan risiko secara konkret dan tepat, seperti tata ruang pantai aman berbasis risiko, rambu-rambu, jalur evakuasi, dan tempatnya," tambahnya.

Henry melanjutkan, itu semua dilakukan karena memang wilayah Indonesia rawan gempa dan tsunami.

Baca Juga: CPNS 2021 Segera Dibuka, Hati-hati Mengisi Data Saat Pendaftaran

"Ada catatan sejarah, dan bukan untuk nakut-nakuti," terangnya saat dihubungi SerangNews.com via WhatsApp pada Rabu 2 Juni 2021.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x