SERANG NEWS - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia semakin terpuruk akibat utang yang terus membengkak.
Diketahui, Garuda Indonesia memiliki utang mencapai Rp70 triliun dan meningkat Rp1 triliun setiap bulannya
Tidak hanya itu, Garuda Indonesia juga mengalami kerugian karena arus kas negatif dan ekuitas minus hingga mencapai 2,9 miliar dolar atau setara Rp41 miliar rupiah.
Baca Juga: Hadapi Thailand di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Shin Tae Yong Pasang Pemain Muda
Menyikapi hal ini, pihak Garuda Indonesia menawarkan program pensiun dini untuk seluruh karyawannya.
Program pensiun dini rencananya akan dijalankan hingga 19 Juni 2021 mendatang.
Selain itu, Menteri BUMN RI, Erick Thohir mengatakan, masih ada 3.600 orang yang akan dipertahankan untuk tetap berada di maskapai Garuda.
Baca Juga: Garuda Indonesia Terlilit Hutang, Erick Thohir Alihkan Penerbangan Hanya Jalur Domestik
"Dari hasil laporan yang saya dapatkan bahwa kami tetap mempertahankan 1.300 pilot dan awak kabin, serta 2.300 pegawai," ujar Erick Thohir dikutip SerangNews.com dari Antara pada Rabu 3 Juni 2021.
Erick menambahkan, pandemi Covid-19 juga memberi andil besar membuat maskapai penerbangan Garuda merugi.