Setelah Jengkol dan Kopi, Wahidin Halim Bicara Singkong: Bisa Jadi Makanan Pengganti Beras

- 2 Juni 2021, 15:48 WIB
Gubernur Banten Wahidin Halim saat hadiri panen singkong di Kawasan Sitandu Dinas Pertanian Provinsi Banten di Jalan Syekh Nawawi Al Bantani, Kp Kembang, Curug, Kota Serang, Rabu, 2 Juni 2021.
Gubernur Banten Wahidin Halim saat hadiri panen singkong di Kawasan Sitandu Dinas Pertanian Provinsi Banten di Jalan Syekh Nawawi Al Bantani, Kp Kembang, Curug, Kota Serang, Rabu, 2 Juni 2021. /Dok. Biro Adpim Pemprov Banten/

SERANG NEWS – Setelah inisiasi penanaman jengkol, Gubernur Banten Wahidin Halim bicara soal singkong sebagai komoditas pengganti beras.

Hal itu dikatakan Wahidin Halim saat melakukan panen singkong di Kawasan Sistem Pertanian Terpadu (Sitandu) Dinas Pertanian Provinsi Banten Jalan Syekh Nawawi Al Bantani, Kp Kembang, Curug, Kota Serang, Rabu, 2 Juni 2021.

Menurut pria yang akrab disapa WH, selama ini masyarakat memanfaatkan singkong sebagai makanan pengganti nasi. Singkong turut menjadi penopang ketahanan pangan masyarakat.

"Selama ini, singkong bisa menjadi makanan pengganti nasi (beras-red). Bisa diolah menjadi bermacam-macam aneka makanan," katanya.

Baca Juga: Soroti Korupsi di Banten, WH: Modus Korupsi Ada saja, Kita Bangun Sistem, namun Masih Bisa Diakali

Meski demikian, lanjut Gubernur, dirinya tidak berharap singkong menjadi makanan utama masyarakat.

"Nasi atau beras tetap menjadi makanan utama masyarakat," ungkapnya.

Mantan Walikota Tangerang ini berharap komoditas singkong bisa dikembangkan seperti komoditas agrobisnis lainnya.

Di Kawasan Sitandu, saat ini Dinas Pertanian Provinsi Banten mengembangkan singkong mentega, singkong koneng, singkong thailand, dan singkong roti. Di lahan ini, satu batang pohon singkong mampu menghasilkan 4 - 6 kg.

Baca Juga: Ancam Pemecatan, Wahidin Halim Sebut 20 Pejabat Dinkes yang Mengundurkan Diri Lari dari Tanggung Jawab

Seperti diketahui, pada Oktober 2029, WH pernah mengutarakan rencananya menanam pohon jengkol. Inisiasi itu keluar karena jengkol dinilai sebagai makanana khas Indonesia yang dapat mempengaruhi inflasi.

"Kita akan tanam seribu hektare jengkol karena masyarakat Banten yang sangat senang makan jengkol, termasuk Betawi dan Jawa Barat," katanya.

Kala itu, WH mengatakan harga jengkol per kilo mencapai Rp80 ribu. Sementara kebutuhan jengkal mencapai ribuan ton per bulan.

"Kita akan menanam jengkol ini agar menjadi catatan sejarah bahwa Banten punya produk terkenal sampai ke mancanegara," ujarnya.

Baca Juga: Banyak Dikeluhkan Pengunjung, Andika Minta STI Bangun Toilet di Kawasan Banten Lama

Tak hanya jengkol, durian dan kopi pernah jadi komoditas yang membuat orang nomor wahid di Banten ini ingin dijadikan sebagai produk unggulan.

WH menyebut durian Banten memiliki kualitas yang sangat baik untuk dibudidayakan. Saat itu sempat ada celotehan durian WH yang diambil dari singkatan namanya.

KOMIDITAS MEREK ‘WH’

Tak terkecuali dengan muncunya kopi dengan merek WH. Kopi yang mereknya identik dengan inisial Gubernur Banten Wahidin Halim tersebut, dikelola Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kampung Cikalahi, Desa Mekarsari, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.

Kopi dengan merek WH juga telah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten.

Sebelum mendapatkan sertifikat halal dari MUI, kopi ‘WH’ sudah mendapatkan sertifikat produksi pangan industri bernomor P-IRT NO.510360402009324. Sertifikat tersebut dikeluarkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Pemkab Serang yang berlaku selama lima tahun.***

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah