Orang Dekat Jokowi Disebut Ingin Gulingkan AHY di Demokrat, Mahfud MD: Aneh, Terpikir Saja Tidak

- 2 Februari 2021, 15:21 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD membantah merestui kudeta Partai Demokrat.
Menko Polhukam Mahfud MD membantah merestui kudeta Partai Demokrat. /Instagram/@mohmahfudmd

SERANG NEWS -- Suhu politik nasional kembali menghangat usai pengakuan yang mengejutkan datang dari internal partai Demokrat.

Sang Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tiba-tiba menyinggung Presiden Jokowi dan sejumlah menteri Kabinet yang disebut sedang menyusun langkah kudeta dan merebut partai Demokrat secara paksa.

AHY menyebut, Jokowi juga merestui upaya paksa kudeta dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Baca Juga: Back to Back! Auro ‘Pulang’ ke Rumah Evos Esports, PMPL Season 3 Memanas

Baca Juga: Akses Live Streaming, Jadwal dan Prediksi Semifinal Copa Italia, Inter Vs Juventus, Pembuktian Eriksen

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pun ikut bicara perihal kabar terbaru.

Melalui media sosial Twitter, Mahfud MD membantah isu bahwa dirinya merestui Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengambil alih kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat.

"Ada isu aneh, dikabarkan beberapa menteri, termasuk Menko Polhukam Mahfud MD, merestui Kepala KSP Moeldoko mengambil alih Partai Demokrat dari AHY melalui KLB," ujar Mahfud dikutip SerangNews.com dari akun Twitter-nya, @mohmahfudmd, Selasa2 Februari 2021.

 Baca Juga: 108 Ribu Motor di Tangsel Nunggak Pajak, Siap-siap Rumah Bakal Digedor Petugas Samsat

Mantan Hakim MK ini juga memastikan Presiden Jokowi tidak pernah membicarakan soal kudeta di partai Demokrat bersama dengan Moeldoko.

"Wah, mengagetkan, yakinlah saya tak pernah berbicara itu dengan Pak Moeldoko maupun dengan orang lain. Terpikir saja tidak, apalagi merestui," kata Mahfud.

Baca Juga: Imlek 2021, Nian Go atau Kue Keranjang Selamatkan Banyak Orang dari Kelaparan

Mahfud pun mengatakan, Demokrat adalah partai besar. Menurut dia, sulit dipercaya apabila kepemimpinan partai sebesar Partai Demokrat bisa dikudeta. Terlebih, masyarakat saat ini dengan mudahnya melakukan kontrol di tengah era demokrasi yang sangat terbuka.

"Di era demokrasi yang sangat terbuka dan dikontrol oleh masyarakat seperti sekarang ini sulit dipercaya kepemimpinan partai, apalagi partai besar seperti PD bisa dikudeta seperti itu. Jabatan menko tentu tak bisa digunakan dan pasti tidak laku untuk memberi restu. Yang penting internal PD sendiri solid," ujarnya.

Baca Juga: Imlek 2021, Nian Go atau Kue Keranjang Selamatkan Banyak Orang dari Kelaparan

Diberitakan SerangNews.com, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggelar rapat pimpinan khusus bersama para pimpinan DPD dan DPC partai.

AHY menyebut ada gerakan upaya merebut paksa Partai Demokrat oleh orang lingkaran Presiden Joko Widodo (Jokowi). Secara tegas, nama Moeldoko disebut.

Mengetahui namanya disebut sebagai orang dekat Jokowi yang berupaya mengambil paksa kepemimpinan partai Demokrat, Moeldoko pun akhirnya buka suara perihal namanya.

Baca Juga: Dibintangi Rizky Billar, Jodoh Wasiat Bapak Season 2 Segera Tayang di ANTV

Kepala Staf Kepresidenan itu pun memastikan Presiden Jokowi tidak terlihat seperti yang dituduhkan oleh sejumlah kader Partai Demokrat.

"Sebenarnya saya masih 'diem-diem' aja sih, karena saya tidak perlu reaktif dalam hal ini," ujar Moeldoko saat memberikan keterangan pers virtual di Jakarta, Senin malam.

Namun, karena cukup banyak pertanyaan dari media massa, Moeldoko memutuskan menanggapi isu tersebut.

"Poin pertama, jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan. Sekali lagi jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu pak Jokowi, karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, tidak tahu apa-apa dalam isu ini. Jadi itu urusan saya. Moeldoko ini, bukan selaku KSP. Moeldoko," ujar Moeldoko.

Baca Juga: Jokowi Kecewa PPKM Tak Efektif Tekan Covid-19, Ganjar Pranowo Langsung Respon dan Usulkan Langkah Ini

Meski begitu, Moeldoko mengakui bahwa berberapa kali menerima sejumlah kader partai Demokrat yang merasa prihatin dengan kondisi internal partai berlambang mercy itu.

"Kepada siapa pun, apalagi di rumah ini. Terbuka 24 jam dengan siapa pun. Mereka datang berbondong-bondong, ya kita terima," ucap Moeldoko. ***

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah