NIlai Ekspor Perikanan Jawa Tengah 2020 Turun Rp0,13 Triliun, Ini Penyebabnya

- 25 Januari 2021, 12:52 WIB
Ilustrasi perikanan sebagai komoditas ekspor.
Ilustrasi perikanan sebagai komoditas ekspor. /Dok. KKP/kkp.go.id

Dari nilai itu, komoditas daging rajungan masih menjadi primadona dan unggulan ekspor Jawa Tengah selama 2020. Bahkan menjadi nilai jual produk yang cukup fantastis dalam memberikan sumbangan devisa negara tertinggi yaitu Rp981 miliar.

"Selain daging rajungan, surimi (Rp75 miliar), daging nila (Rp71 miliar), makarel (Rp53 miliar), cumi-cumi (Rp52 miliar) tepung ikan (Rp48 miliar), udang (Rp28 miliar), sotong (Rp9 miliar), bloso (Rp8 miliar), dan daging kakap (Rp7 miliar)," kata Gatot dikutip Serang News dari Antara.

Amerika Serikat termasuk dalam daftar peringkat 10 negara tujuan ekspor tertinggi produk perikanan dari Jateng dengan nilai tertinggi dari 26 negara lainnya yaitu mencapai Rp1,05 triliun disusul oleh Jepang, China, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Singapura, Hongkong, dan Vietnam.

Baca Juga: Pakan Ikan Lele Mahal, Ini 4 Pakan Alternatif yang Murah dan Mudah

Menurut dia, nilai pertumbuhan ekspor produk perikanan selama 2020 cukup fluktuatif dan bertumbuh.

Pada triwulan 2020 pertama terlihat pertumbuhan nilai ekspor perikanan yang cukup baik hingga mencapai nilai tertinggi atau menyentuh Rp291 miliar di akhir triwulan pertama.

Kendati pada triwulan kedua nilainya terjadi penurunan yang signifikan pada kegiatan ekspor yaitu hanya terserap sebanyak Rp144 miliar.

Penurunan ini salah satunya terkendala dan dipengaruhi oleh pandemi Covid-19.

Akan tetapi, setelah adanya penurunan di triwulan kedua, pertumbuhan positif terhadap nilai ekspor produk perikanan terlihat hingga akhir 2020.

Baca Juga: Ekonomi Belum Pulih, BLT Subsidi Gaji Termin 3 Dibuka Tahun 2021, Begini Penjelasan Ida Fauziyah

Halaman:

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah