Jokowi : 90 Persen Obat dan Bahan Baku Obat Indonesia Masih Impor   

5 November 2020, 16:35 WIB
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo /Instagram @jokowi. /

SERANGNEWS.COM - Presiden Joko Widodo mengajak seluruh pihak terkait untuk bersama melakukan reformasi sistem kesehatan nasional secara besar-besaran. 

Hal itu dikatakan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia.

Pertemuan tersebut dilakukan dalam bentuk video yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis, 5 November 2020.

Baca Juga: UMKM Pilar Ekonomi Nasional: Ayo Tampilkan Produk UMKM secara Gratis di Serangnews.com

Reformasi tersebut juga mencakup kemandirian obat dan bahan baku obat yang diharapkan dapat segera dicapai.

"Kita tahu bahwa sekitar 90 persen obat dan bahan baku obat masih mengandalkan impor," kata Jokowi seperti dikutip serangnews.com dari laman Setneg. 

Padahal, kata Jokowi negara Indonesia sangat kaya dengan keberagaman hayati baik di daratan maupun di lautan. 

Baca Juga: Dinkes Pandeglang : Izin Praktik Aborsi Sudah Dicabut Lebih dari 5 Tahun

"Hal ini jelas memboroskan devisa negara, menambah defisit neraca transaksi berjalan, dan membuat industri farmasi dalam negeri tidak bisa tumbuh dengan baik," ujarnya 

Oleh karena itu, Presiden berpandangan, kemandirian dalam industri obat-obatan dan alat kesehatan harus menjadi prioritas bersama dan dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa di tengah pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi. Pandemi, dengan segala dampak yang ditimbulkannya, memberi banyak pelajaran kepada kita.

Pandemi telah membangkitkan rasa krisis dalam dunia farmasi untuk memacu kegiatan riset, mengembangkan inovasi-inovasi, merevitalisasi industri bahan baku obat di dalam negeri, hingga memperkuat struktur manufaktur industri farmasi nasional.

Baca Juga: Ini Lima Pejabat yang Akan Berebut Sekda Kota Serang

"Kekayaan keragaman hayati Indonesia harus dijadikan modal dasar dalam kebangkitan industri obat dalam negeri," ujarnya. 

"Keragaman hayati harus dimanfaatkan untuk memperkuat ketahanan masyarakat di bidang kesehatan. Obat fitofarmaka juga perlu difasilitasi untuk melewati uji klinis dan standarisasi sehingga menjadi pilihan pengobatan promotif dan preventif," tuturnya.

Kebangkitan industri farmasi nasional nantinya diharapkan akan sekaligus memperkuat perekonomian nasional, baik yang bekerja di hulu maupun di hilir industri, dan meningkatkan kesejahteraan para petani serta UMKM.

Baca Juga: Pemerintah Buka CPNS 2021 dengan Kuota 1 Juta, Tenaga Medis dan Penyuluh Pertanian Masuk Pioritas

Selain itu, memanfaatkan momentum penanganan pandemi, Presiden Joko Widodo juga mengajak partisipasi seluruh elemen masyarakat mulai dokter, perawat, apoteker, dan profesi lainnya untuk ambil bagian dalam penanganan pandemi terutama untuk membantu kesuksesan program vaksinasi Covid-19.

"Saya mengajak peran serta dalam rantai produksi, distribusi, dan pelayanan vaksinasi dengan memberikan pelatihan teknis terkait penanganan vaksin, serta bisa berperan menjadi promotor dan memberikan edukasi tentang vaksin," kata Presiden.

Melalui pelaksanaan Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Ikatan Apoteker Indonesia ini pula Kepala negara berharap agar nantinya melahirkan banyak gagasan dan rencana-rencana aksi untuk membantu percepatan penanganan pandemi Covid-19 dan kemandirian obat dalam negeri.***

Editor: Kiki

Sumber: Setneg

Tags

Terkini

Terpopuler