Satu Tahun Jokowi Umumkan Kasus Covid-19 Pertama, Ini Situasi Terkini Corona dan Vaksinasi di Indonesia

2 Maret 2021, 11:28 WIB
Ilustrasi Covid-19: Kasus Corona di Indonesia telah genap setahun sejak diumumkan pada 2 Maret 2020. /Pixabay/Fernando/

SERANG NEWS – Setahun lalu, atau tepat 2 Maret 2020 Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumukan temuan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pertama di Indonesia.

Kala itu, pengumuman dua kasus pertama Covid-19 diumumkan Jokowi didampingi Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.

"Orang Jepang ke Indonesia bertemu siapa, ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, kala itu.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi 5.500 Awak Media di Hall Senayan Jakarta

"Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona," sambung Jokowi yang didampingi Terawan.

Kini pandemi Covid-19 telah genap setahun melanda Indonesia. Hingga kini, perang terhadap virus yang kali pertamanya ditemukan di Wuhan, China terus dilakukan pemerintah pusat hingga daerah.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Indonesia kasus Covid-19 hingga 1 Maret 2021 tercatat sebanyak 1.341.314 kasus positif Covid-19 dengan 36.325 kematian dan 1.151.915 pasien sembuh.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 di Dunia Senin 1 Maret 2021, Corona Indonesia Tertinggi ke-Tiga di Asia

Setelah menerapkan beijakan mulai dari penerapan protokol kesehatan, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM), upaya terakhir adalah dengan pemberian vaksinasi sebagai langkah menanggulangi pandemic Covid-19.

Program Vaksinasi

Indonesia telah menerima 1,2 juta dosis vaksin corona Sinovac pada awal Desember 2020. Kemudian menyusul 1,8 juta dosis pada Selasa 31 Desember 2020).

Dengan itu maka total vaksin telah ada sebanyak 3 juta dosis vaksin Sinovac dari perusahaan farmasi asal China.

Baca Juga: Setelah Sinovac, China Kembali Ciptakan Vaksin Adenoverus, Ini Kelebihannya

Vaksinasi ini diharapkan menjadi upaya untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Sejak dilakukan vaksinasi pada Januari 2021, berikut update vaksin yang dikutip dari lama resmi Kemenkes Indonesia:

Total Sasaran Vaksinasi: 181.554.465 dengan sasaran vaksinasi SDMK: 1.468.764.

Populasi Vaksinasi: 11.383.576 dengan Vaksinasi-1: 1.691.724 Vaksinasi-2: 998.439.

Ketersediaan Tenaga Perawat

Pada kurun Januari-Februari 2021, penyedia jasa konsultasi kesehatan berbasis aplikasi, Halodoc, melaporkan kasus positif Covid-19 di Indonesia terus melonjak sudah menembus angka satu juta.

Baca Juga: Vaksinasi Corona Tenaga Medis di Banten, Tangsel Peringkat Kedua setelah Kota Serang

"Kalau angkanya (kasus) tinggi, kita butuh tenaga baru, tenaga kesehatan ditarik dari mana-mana. Akibatnya, rumah sakit asal nakes jadi kekurangan orang. Tenaga kesehatan bekerja per institusi, tidak bisa kita tambah dari institusi lain, perlu ada perencanaan seperti tenaga cadangan dan lain-lain untuk memenuhi kebutuhan tenaga," kata Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadilah dikutip SerangNews.com dari Antara.

Dicontohkannya, DKI memang memiliki banyak tenaga perawat kesehatan, namun yang telah memiliki standar kompetensi menangani Covid-19, jumlahnya masih terbatas.

Jumlah perawat yang dilaporkan oleh PPNI belum memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) pada kurun 2020 diperkirakan mencapai 10 ribu orang.

Bagi Harif standar kompetensi adalah hal penting demi menghindari bertambahnya perawat yang wafat akibat tertular Covid-19, juga penanganan terhadap pasien secara optimal.

Baca Juga: SBY Disebut Kudeta Anas Urbaningrum, Andi Arief Sebut Marzuki Alie dan Joni Allen Bicara di Luar Fakta

"Sampai sekarang saja, jumlah perawat yang wafat karena Covid-19 di Indonesia mencapai 264 orang dengan santunan per ahli waris berkisar Rp300 juta," ujar Harif.

Jawa Timur berada di peringkat pertama dengan jumlah 101 perawat yang wafat, Jawa Barat di posisi kedua sebanyak 28 perawat yang wafat. "Daerah terbanyak di peringkat tiga adalah DKI dan keempat Jawa Tengah," katanya.

PPNI juga menyorot sistem kerja pemerintah yang dinilai masih lemah di awal pandemi, sehingga menyulitkan koordinasi dan pelayanan perawat terhadap pasien. Padahal saat itu angka kasus masih relatif sedikit.

Namun, keterlambatan respons pemerintah cukup beralasan, mengingat Covid-19 merupakan penyakit baru di dunia kedokteran yang memiliki karakteristik khusus serta memerlukan pendekatan ilmu pengetahuan baru.

Harif menilai pelibatan relawan dalam penanganan Covid-19 berskala ringan dan sedang cukup efektif membantu beban kerja tenaga medis. Namun, perlu juga didukung dengan pemenuhan kompetensi bagi tenaga kesehatan melalui agenda pelatihan berskala cepat dalam rangka pemenuhan pelayanan berskala darurat.***

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler