NIlai Ekspor Perikanan Jawa Tengah 2020 Turun Rp0,13 Triliun, Ini Penyebabnya

25 Januari 2021, 12:52 WIB
Ilustrasi perikanan sebagai komoditas ekspor. /Dok. KKP/kkp.go.id

SERANG NEWS – Nilai ekspor perikatanan Jawa Tengah pada 2020 mencapai Rp2,78 triliun. Namun, jika dibandingkan ekspor 2019 mengalami penurunan Rp0,13 triliun.

Penurunan ini berdasarkan laporan dari Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Jawa Tengah yang mencatat ekspor perikanan Jawa Tengah selama 2020.

Berdasarkan catatatan tersebut, nilai ekspor perikanan Jawa Tengah pada 2020 mecapai sebanyak Rp2,78 triliun. Sementara, pada 2019 tercatat mencapai Rp2,91 triliun.

Bahkan, jika dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya, capaian nilai ekspor pada tahun ini menjadi nilai terendah.

Baca Juga: Setelah Viral di Medsos, Dua Sejoli Pelaku Mesum di Halte Senen Diamankan Polisi

Penurunan nilai ekspor tersebut tidak lepas dari adanya adanya pandemi Covid-19 yang terjadi hampir setahun ke belakang.

Kepala BKIPM Semarang Raden Gatot Perdana mengatakan, nilai ekspor perikanan dari Provinsi Jawa Tengah selama 2020 mencapai Rp2,78 triliun.

"Nilai tersebut berasal dari perputaran roda ekspor dari total 63 komoditas perikanan ke 28 negara tujuan ekspor dengan total volume 7.172 ton dan 192 kali frekuensi pengiriman," katanya di Semarang, Senin, 25 Januari 2021.

Baca Juga: KPP Luncurkan Pasar Laut, Lihat Akses Kredit Rakyat untuk Pemodalan Pelaku UMKM di Sektor Perikanan

Dari nilai itu, komoditas daging rajungan masih menjadi primadona dan unggulan ekspor Jawa Tengah selama 2020. Bahkan menjadi nilai jual produk yang cukup fantastis dalam memberikan sumbangan devisa negara tertinggi yaitu Rp981 miliar.

"Selain daging rajungan, surimi (Rp75 miliar), daging nila (Rp71 miliar), makarel (Rp53 miliar), cumi-cumi (Rp52 miliar) tepung ikan (Rp48 miliar), udang (Rp28 miliar), sotong (Rp9 miliar), bloso (Rp8 miliar), dan daging kakap (Rp7 miliar)," kata Gatot dikutip Serang News dari Antara.

Amerika Serikat termasuk dalam daftar peringkat 10 negara tujuan ekspor tertinggi produk perikanan dari Jateng dengan nilai tertinggi dari 26 negara lainnya yaitu mencapai Rp1,05 triliun disusul oleh Jepang, China, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Singapura, Hongkong, dan Vietnam.

Baca Juga: Pakan Ikan Lele Mahal, Ini 4 Pakan Alternatif yang Murah dan Mudah

Menurut dia, nilai pertumbuhan ekspor produk perikanan selama 2020 cukup fluktuatif dan bertumbuh.

Pada triwulan 2020 pertama terlihat pertumbuhan nilai ekspor perikanan yang cukup baik hingga mencapai nilai tertinggi atau menyentuh Rp291 miliar di akhir triwulan pertama.

Kendati pada triwulan kedua nilainya terjadi penurunan yang signifikan pada kegiatan ekspor yaitu hanya terserap sebanyak Rp144 miliar.

Penurunan ini salah satunya terkendala dan dipengaruhi oleh pandemi Covid-19.

Akan tetapi, setelah adanya penurunan di triwulan kedua, pertumbuhan positif terhadap nilai ekspor produk perikanan terlihat hingga akhir 2020.

Baca Juga: Ekonomi Belum Pulih, BLT Subsidi Gaji Termin 3 Dibuka Tahun 2021, Begini Penjelasan Ida Fauziyah

Dalam kesempatan tersebut, Gatot menegaskan bahwa BKIPM Semarang siap membantu pemerintah dengan menyukseskam Program Pemulihan Ekonomi Nasional pada 2021.

"BKIPM dalam hal ini siap mendukung program tersebut melalui pengendalian penyakit ikan maupun jaminan mutu keamanan hasil perikanan melalui sinergitas yang terbentuk oleh unit-unit pelaksanaan teknis di daerah, salah satunya di Jateng," katanya.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler