Corona Jenis Baru Muncul di Eropa Hingga Singapura, Siaga Pemerintah Indonesia Lakukan Langkah Ini

25 Desember 2020, 12:03 WIB
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo saat memberikan keterangan terkait libur akhir tahun 2020 di Jakarta, Senin (7/12). /Humas BNPB/Ignatius Toto Satrio./

SERANG NEWS -- Virus Covid-19 muncul dengan jenis baru di sejumlah negara di Eropa. Bahkan dikabarkan terjadi juga di Singapura.

Seperti di Inggris, ditemukan penyebaran virus Covid-19 jenis baru. Hal ini yang memaksa Pemerintah Belanda mulai melarang maskapai penerbangan membawa penumpang dari Inggris mulai Minggu setelah otoritas di Inggris menemukan jenis/galur baru virus corona.

Baca Juga: Sandiaga Masuk Kabinet Jokowi, Reffly Harun: Begitulah, Gerindra Kan Menyetop Bus di Tengah Jalan

Larangan itu akan berlaku sampai 1 Januari 2021, kata Pemerintah Belanda melalui pernyataan tertulisnya pada Minggu pagi.

Otoritas setempat mengatakan pihaknya masih mengamati perkembangan terkait temuan baru itu dan akan mempelajari kemungkinan penetapan larangan membawa penumpang dari Inggris pada moda-moda transportasi lainnya.

Baca Juga: Cetak Sejarah Baru sebagai Mensos, Ini Sederet Fakta Soal Sosok Tri Rismaharini

Pemerintah Belanda menyampaikan bahwa, pada awal Desember 2020, satu sampel kasus COVID-19 yang dideteksi di dalam negeri ternyata adalah galur virus sama seperti yang ditemukan di Inggris.

Sebagai langkah untuk mengendalikan penyebaran virus tersebut, otoritas Belanda mengeluarkan imbauan "jangan bepergian", kecuali ada kepentingan yang benar-benar mendesak.

Larangan membawa penumpang dari Inggris itu diumumkan setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan beberapa ilmuwan setempat pada Sabtu (19/12) mengumumkan bahwa galur baru virus corona yang ditemukan di negara itu 70 persen lebih menular.

Baca Juga: Mobil Tertabrak Kereta Api di Serang, Sopir Meninggal Dunia

Sementara untuk mencegah penyebaran itu terjadi di Indonesia, pemerintah mulai menyiapkan langkah sigap.

Penyebaran virus Covid-19 jenis baru dari Inggris yang disebut 70 persen lebih menginfeksi dan sudah terdeteksi di Australia dan Singapura.

Sebagai upaya pencegahan, Presiden Jokowi memerintahkan untuk tidak memberikan libur panjang berturut-turut Natal dan tahun baru.

Baca Juga: Buruan Login siagapendis.com, BSU guru PAI Non PNS Rp1,8 Juta Cair 

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 juga berupaya membatasi penularan dengan surat edaran, membatasi perjalanan wargan negara asing dan Warga Negara Indonesia (WNI) dari beberapa negara tertentu yang teridentifikasi sudah ada infeksi SARS-CoV-2 dari Inggris.

"Pemerintah beri larangan pada warga negara yang berasal dari Inggris, mudah-mudahan bisa lindungi warga kita di Tanah Air. Biasanya warga asing yang tiba di Indonesia harus memberikan hasil swab, lalu dilakukan lagi swab begitu tiba di Tanah Air dan harus menunggu hasilnya keluar sambil wajib karantina mandiri di tempat yang diatur pemerintah selama lima hari lalu diulang lagi swab PCR-nya," ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.

Baca Juga: Kabar Gembira, Kartu BSU Guru PAI Sudah Bisa Dicetak, Segera Cek Aplikasi Siaga

Doni dalam talkshow "Outlook 2021: Wajah Indonesia Setelah Pandemi" secara daring dari Jakarta, Kamis (24/12), mengatakan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sudah melakukan rapat tingkat menteri dan mengundang para pakar epidemiologi dan kesehatan untuk dapat memberi masukan pada pemerintah pada pekan sebelumnya.


Ia mengatakan diharapkan dengan cara tersebut akan lebih efektif melindungi masyarakat, mengingat sejak Maret lalu tim Satgas Penanganan COVID-19 bersama Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, Imigrasi, PT Angkasa Pura, PT Pelindo yang ikut mendapatkan hampir 3.000 angka positif COVID-19 dari mereka yang masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Segera Login dtks.kemensos.go.id, Supaya Dapat BLT UMKM Rp3,5 Juta 

"Jadi ada puluhan ribu orang yang datang ternyata terjaring hampir tiga ribu, mungkin 2.800 orang terjaring COVID-19. Kalau petugas kita di bandara dan pintu masuk tidak optimal tentu kasus akan semakin banyak. Maka pada kesempatan ini saya sebagai Ketua Satgas berterima kasih sebesar-besarnya untuk semua unsur di lapangan, termasuk di Kantor Kesehatan Pelabuhan, unsur TNI dan Polri serta relawan juga tentunya untuk cegah COVID-19 di masyarakat," katanya.

Sejumlah negara mempromosikan bahwa warganya negatif COVID-19, namun ternyata setidaknya ada 100 orang terjaring pemeriksaan infeksi SARS-CoV-2. "Walau swab hasilnya negatif, diulang lagi ternyata positif," ujar Doni.

Baca Juga: Cetak Sejarah Baru sebagai Mensos, Ini Sederet Fakta Soal Sosok Tri Rismaharini

Jadi ia mengingatkan masyarakat untuk tidak boleh kendor dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan harus diterapkan karena sebagai modal sosial untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, mengingat tidak tahu kapan pandemi akan berakhir.

Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan belum ada bukti bahwa varian baru virus corona baru dari Inggris menyebar di Indonesia, meski genomic surveillance Indonesia tidak secanggih Inggris.a

Ia juga mengatakan meski di Australia dan Singapura sudah terdeteksi dirinya meminta masyarakat tidak terlalu resah mengingat belum terbukti betul secara ilmiah varian baru virus corona baru dari Inggris tersebut menimbulkan keparahan penyakit.

Baca Juga: Polisi Duga Sabu Petamburan untuk Biayai Aksi Terorisme 

Menurut dia, masih perlu bukti lebih lanjut untuk mengetahui efek yang ditimbulkan virus varian baru tersebut. Dan dirinya menyarankan untuk mengikuti praktik terbaik yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). ***

 

Editor: Ken Supriyono

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler