Delirium Gejala Baru Covid-19? ini Penjelasannya

11 Desember 2020, 21:16 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/

SERANG NEWS - Informasi palsu (hoax) yang menyebut delirium sebagai gejala batu penyakit akibat Covid-19 beredar di media sosial.

Dalam informasi yang beredar, terdapat infografik terdapat slogan 'Ingat Pesan Ibu' dengan gambar perempuan bermasker dan delapan gejala delirium.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito membantah informasi dalam infografik itu berasal dari pihaknya.

Baca Juga: Sadis, Seorang Anak Bunuh Ibu dan Tusuk Ayah Dengan Senjata Tajam

"Sedang dicari siapa yang membuat info itu. Bukan kami," kata Wiku dikutip dari Antara, Jumat 11 Desember 2020.

Dalam penelusuran ANTARA, kajian terkait delirium pada pasien Covid-19 itu salah satunya merujuk pada hasil penelitian yang dimuat di Perpustakaan Obat-obatan Institut Kesehatan Nasional AS.

Penelitian berjudul 'Delirium pada Covid-19: Korelasi epidemologi dan klinis pada sekelompok besar pasien yang dirawat di rumah sakit akademis' menyatakan delirium menjadi komplikasi umum rawat inap pada pasien-pasien dengan dugaan pneumonia Covid-19 yang dirawat di rumah sakit saat puncak pandemi.

Baca Juga: Alhamdulillah! Wagub DKI Jakarta Ariza Patria Umumkan Sembuh Covid-19

Komplikasi itu terkait usia pasien yang lebih tua, komobid neurologis, serta kandungan urea dalam darah dan dehidrogenase laktat yang tinggi.

Dalam situsnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan delirium merupakan salah satu gejala komplikasi neurologis yang jarang terjadi tapi menyebabkan sakit parah.

Selain delirium, komplikasi neurologis lain adalah stroke, radang otak, dan kerusakan saraf.

Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Polda Banten Antisipasi Aksi Pengeboman Gereja 

Dalam penjelasan lain, WHO menyatakan Covid-19 dapat menyebabkan komplikasi penyakit mental dan neurologis.

"Orang dengan gangguan mental, neurologis, atau penyalahgunaan zat juga lebih rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2. Mereka mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk sakit yang lebih parah, bahkan kematian," kata WHO.***

Editor: Adi R

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler