Sejarah Oeridab: Uang Banten di Masa Darurat Pemerintahan Indonesia (1) Dicetak pada Orang China

- 16 November 2020, 12:18 WIB
Mesin cetak Fritz Rozak dan pecahan Oeridab Banten.
Mesin cetak Fritz Rozak dan pecahan Oeridab Banten. /Serang News

Baca Juga: Muhammadiyah Sebut RUU Minol Penting dan Mendesak 

Sebagai pemilik percetakan, Rojak merangkap pimpinan. Ia didampingi R Abubakar Winangun, M Sastra Atmadja, M Solihin. Sementara, pejabat penerima, penyimpan, dan pengedaran uang kertas dipercayakan kepada M Ismail.

Peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung Lasmiyati yang meneliti sejarah Oeridab menulis, ahli dan karyawan percetakan berjumlah 11 orang. Lima orang di antaranya, yaitu Muhamad Jupri, Suparman, Muhamad Tohir, Senen, dan Sanah.

Menurut Yadi, Percetakan Fritz Rojak yang dimiliki Abdul Rojak digunakan sebagai tempat untuk numerator atau pemberian nomor seri uang.

“Kalau cetak uangnya di percetakan milik orang China,” kata Yadi.

Baca Juga: Bulan Lahir Menunjukan Kepribadian Seseorang (1) Mungkinkah Anda Naga atau Phoenix

Pendapat Yadi diperkuat budayawan Iwan Subakti. Ia menyebut Fritz Rozak dulunya percetakan Belanda untuk cetakan handpress.

Oeridab dicetak pada percetakan Lie Fung milik orang Tionghoa,” ujarnya.

Kata Iwan, percetakan milik Lie Fung milik orang Tionghoa itu lokasinya berdekatan dengan Fritz Rojak. Tapi, bekas bangunannya kini telah berdiri sebuah toko ritel modern.

“Ketika kakek saya masuk rumah itu, dulu banyak cetakan uang Oeridab yang belum diberi nomor dan tanda tangan,” kata Iwan.

Halaman:

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x