Gadis Anggun yang Terluka

- 25 Oktober 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Pexel.com

“Lalu, apa yang kita lakukan?” balik Aldi bertanya.

“Ya kita sapa dia. Kita ajak dia bicara.”

“Kalo dia menolak, bagaimana?” Aldi pesimistis.

“Kita coba dulu, nanti aku temenin, biar kamu gak canggung.” ujar Surya menenangkan sahabatnya.

***

Tak berapa lama kemudian, Si Gadis Anggun sudah berganti kostum. Ia terlihat lebih elegan dengan celana jeans dan kaos sederhananya. Wajahnya yang putih bersih, bibir di poles lipstik warna peach tak begitu menyala, tapi cukup serasi.

Ia berjalan ditemani seorang wanita, tak kalah cantik. Mungkin mamanya. Tangannya menggandeng erat lengan si gadis. Seperti induk ayam melindungi anak-anaknya agar tak diganggu. Dan Si Gadis Anggun itu, ia laksana permata. Terus berjalan, pandangannya lurus tidak beredar kemana-mana.

Makhluk indah itu berlalu. Keduanya tak mampu berkata apa-apa.

Tapi, Si Gadis dan mamanya ternyata tidak berlalu. Keduanya masuk disebuah caffe. Si Gadis duduk sendirian sambil mengutak-atik smartphone. Sementara mamanya, beranjak memesan minuman.

“Al, ini kesempatan. Kita kan tidak bermaksud jahat. Cuma ingin mengenalnya. Yuk kita ke cafe sana. Kita dekati dia,” ajak Suryo bersemangat.

Halaman:

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x