Arsyad Thawil, dari Geger Cilegon hingga Potret 'Dakwah' Toleransi di Tengah Komunitas China dan Nasrani

- 26 April 2021, 12:00 WIB
Walikota Cilegon Helldy Agustian saat berziarah ke makam KH Arsyad Thawil di Manado, Sulawesi Utara.
Walikota Cilegon Helldy Agustian saat berziarah ke makam KH Arsyad Thawil di Manado, Sulawesi Utara. /Dok. Helldy Agustian/

Pengakuan atas kepribadian KH Arsyad dari masyarakat lokal membuatnya tidak mengalami hambatan berarti dalam mengembangkan dakwahnya di Manado.

Ia mampu membangun harmoni dalam keragaman kepercayaan tanpa mengganggu budaya masyarakat lokal.

Masjid Lawangirung yang dibangunnya menjadi tempat relasi sosial keberadaannya. Jejak spiritual itu terasa pada Suhaedi, yang beberapa waktu lalu berkesempatan meneliti diaspora (penyebaran) orang Banten di Manado.

Saat penelitian tersebut, ia sempat bertemu dengan tokoh agama lokal dan pendeta Nasrani. Dari pengakuan pendeta dan tokoh setempat, Suhaedi menemukan adanya sikap toleransi yang tumbuh kembang dengan baik sejak masa kehadiran KH Arsyad.

Baca Juga: Hikmah Ramadhan 13: Membaca Al Quran sebagai Psikoterapi Jiwa dalam Psikologi Nabi Muhammad

“Ya, Tomohon (salah satu Kota di Manado) itu menjadi jejak historis yang kini bisa memberikan penjelasan bagaimana ketokohan humanis ajaran agama dari Arsyad Thawil,” ujar Suhaedi mengenang pengalaman risetnya.

Selain Masjid Lawangirung, KH Arsyad juga membangun masjid di Kumaraka. Tujuh bulan setelah membangun masjid ini, tepatnya pada 20 Maret 1934, KH Arsyad menghembuskan nafas terakhir.

Ia dikebumikan di Pemakaman Lawangirung berdampingan dengan makam Gusti Ratu Sekar Kedaton, Permaisuri Sri Sultan Hamengku Buwono V Yogyakarta, yang juga dibuang Belanda ke Manado. Istrinya, Tarchimah, juga menyusul almarhum tiga tahun berselang.

Makam itu pun kini ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah. Tak terkecuali dari Banten yang masih dalam silsilah darahnya. Ziarah itu bukan saja mendoakan, namun mengenang kepahlawan KH Arsyad.

Baca Juga: Sejarah Awal Orang China Masuk Banten: Temuan Artefak hingga Peranan di Masa Kesultanan Banten

Halaman:

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x