Tepat di ujung masuk jalan lingkungan, membentang Tempat Pemakaman Umum (TPU), yang juga menjadi tempat Kiai Sahal dikebumikan.
Baca Juga: Manfaatkan Platform Medsos, Perpustakaan Banten Ajak Ngabuburit Puasa Ramadhan sambil Ngobrol Buku
“Betul makam Kiai Sahal, yang ahli kitab,” ujar Achmad Agus Chaerudin,penjaga makam TPU Lopang Cilik, Kota Serang.
Makam yang berada di tepi aliran Sungai Cibanten, terlihat biasa. Tak jauh beda dengan makam-makam lain di TPU itu.
Hanya saja, terdapat pembatas lantai berupa plesteran semen dan keramik putih seluas 8x5 meter persegi mengitarinya.
Makam juga ditandai batu nisan setinggi 60 centimeter, dan terbungkus kain kaffan putih lusuh. Tak ada atap penutup makam. Namun terasa teduh dengan pepohonan poksor rindang mengitarinya.
Selesai bebersih makam, Agus mengajak berjumpa dengan Ahmad Mamlukad dan Fahru Rozi.
“Sebelum dinamai jalan Kiai Sahal, di sini dikenal jalan Sultan,” kata Rozi di rumahnya yang jaraknya tak lebih seratus langkah dari TPU.
Keduanya mengaku masih memiliki garis silsilah keturunan dari Kiai Sahal. Sama dengan sebagian besar warga di Lingkungan Lopang Cilik hingga wilayah Ki Demang, Kelurahan Unyur.
Kiai Sahal dikenal sebagai salah satu keturunan Ki Khorom bin Cili Kored, putra Raden Kasep bin Kanyep dari Kerajaan Demak. Keberadaan Cili Kored di Kesultanan Banten dalam rangka membantu perjuangan Sultan Hasanuddin melepaskan diri dari kungkungan Kerajaan Padjajaran.