Tirto mengumpulkan serpihan-serpihan kabar tentang usahanya di Batavia. Namun, ternyata semua harta bendanya sudah ludes tak berbekas. Keadaan kaum Bumiputra pun sudah berubah tanpa bisa Tirto bayangkan sebelumnya.
Baca Juga: Tirto Adhi Soerjo Pelopor Pers Perempuan Indonesia Bernama Poetri Hindia
“Tirto kian terasing dan sendirian akibat geraknya disudutkan hingga tak bisa kemana-mana lagi. Kekalahan demi kekalahan ditanggungnya dan keprihatinan akut terhadap penderitaan bangsanya berakibat buruk pada mental dan kesehatannya yang terus menurun,” ungkap Muhidin.
Akhirnya, pada 7 Desember 1918 Tirto Adhi Soerjo meninggal dunia dalam kesunyian di pangkuan sahabatnya Goenawan.
“Mas Tirto meninggal di tangan saya karena disentri,” aku Goenawan yang SerangNews.com kutip dari buku berjudul Tirto Adhi Soerjo Bapak Pers Nasional karya M Rodhi As’ad yang terbit pada 2012.
Baca Juga: Artis Dewi Yull Ternyata Cicit Dari Bapak Pers Nasional Tirto Adhi Soerjo
Kendati namanya pernah dihilangkan bahkan nyaris tak terdengar lagi pasca-kemerdekaan, Orde Baru menyematkan Tirto sebagai perintis kemerdekaan. Pramoedya Ananta Toer lebih tegas lagi menyebut sebagai Bapak Pers Indonesia. Kemudian, pada 2006 Tirto Adhi Soerjo dianugerahi Pahlawan Nasonal.
"Tirto Adhi Soerjo adalah Sang Pemula, yang pertama-tama mengawali perjuangan pergerakan nasional dengan senjata otak dan pena," tulis M Rodhi As'ad. ***