Tujuh Jalan Perjuangan Tirto Adhi Soerjo, dari Jurnalis, Dokter hingga Pergerakan Kebangsaan

- 7 Desember 2020, 13:08 WIB
Pimred Serangnews bersama Penulis Biografi Tirto Adhi Seorjo Muhidin M Dahlan dan Cicit Tirto Adhi Soerjo saat haul Tirto Adhi Soerjo di Kota Serang tahun lalu.
Pimred Serangnews bersama Penulis Biografi Tirto Adhi Seorjo Muhidin M Dahlan dan Cicit Tirto Adhi Soerjo saat haul Tirto Adhi Soerjo di Kota Serang tahun lalu. /Ken Supriyono/Dok. Journalist Lecture/

Jalan Bisnis

Tirto mendirikan banyak media dalam satu payung usaha bernama NV Medan Prijaji atau Maskapai MP. Inilah rintisan bisnis pers mula-mula dengan menggunakan sistem saham. Betapa pun juga, jika mandiri dalam posisi politik dan pergerakan, mestilah mandiri dalam bisnis yang melingkupinya.

Strategi supaya medianya tidak cepat luntur, Tirto mendekati kalangan berduit untuk mau berlangganan; Sri Susuhan Solo, Sri Sultan Yogyakarta, Sultan Pontianak, Sultan Deli, Sultan Kutai, Sultan Siak, Kanjeng Adipati Sosrodiningrat, juga Mangkubumi Solo. Hingga berpuluh Bupati di Jawa, Madura, berates patig, jaksa kepala, jaksa dan pembantunya, wedana, dan asisten wedana, para hartawan Tionghoa dan tuan-tuan ternama.

Baca Juga: Mewarisi Spirit Raden Mas Tirto Adhi Soerjo

Jalan Bahasa dan Kesusastraan

Dalam kultur para pangeran, kualitas sebagai laki-laki muda terpuja bila punya kemampuan kesusastraan. Pangeran yang bisa menulis syair, membaca kakawin umumnya mendapatkan pujaan. Tirto memiliki sifat terpuja seperti itu berjalan di atas bahasa dan kesusastraan.

Hubungan antara pers dan sastra berpadu tak terpisahkan dalam jalan hidup Tirto. Dialah pengisi cerita pendek dan cerita bersambung. Buseno Nyai Dasima, Dunia Percintaan, 101 Cerita yang Sungguh Sudah Terjadi di Tanah Priangan adalah beberapa karyanya.

Jalan Politik Pergerakan

Tirto tak memisahkan jalan jurnalistik dan jalan pergerakan. “Saya seorang pengawal pikiran umum yang berkewajiban membicarakan segala hal yang patut diketahui oleh orang banyak akan guna orang banyak serta menunjuk segala keadaan yang tidak layak akan kegunaan umum dalam surat kabar dengan tidak harus menerima sesuatu apa,” tulis Tirto dalam koran Medan Prijaji.

Itu tidak sekadar prinsip jurnalistik yang independent, tetapi juga prinsip politik pergerakan. Koran adalah medan bagi bangsawan fikiran mengawal pikiran umum. Mesin utama menjalankan itu adalah organisasi pergerakan.

Halaman:

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x