Baca Juga: Pertamina Siapkan Layanan Pesan Antar BBM & LPG di Kawasan Gunung Merapi, Ini Cara dan Lokasinya
Menurutnya, ada beberapa alasan masyarakat mengonsumsi anjing. Di antaranya terkait budaya, kepercayaan, mitos, ada juga untuk obat.
Alasan lainnya karena sudah menjadi kultur, budaya masyarakat seperti di Sulawesi Utara, Maluku, Yogyakarta, Solo dan Sumatera Utara.
“Konsumsi daging anjing juga masih terjadi di negara-negara seperti China, Vietnam, Laos, Kamboja dan Korea,” ujarnya dikutip Serangnews.com dari infopublik.id.
Baca Juga: Hasil Liga Italia: Roma Gasak Genoa Lewat Hattrick Mkhitaryan, Inter vs Lazio & Lazio vs Juve Imbang
Syamsul melihat dalam perdagangan anjing ternyata banyak penyimpangan, khususnya aspek kesejahteraan hewan, terutama transportasi dan proses pemotongan.
Kondisi tersebut berdampak pada aspek zoonosis (kesehatan hewan) dan keamanan pangan.
Perdagangan anjing tersebut diakui Syamsul kemudian menimbulkan banyak protes dari kalangan pencinta hewan. Mereka mengirim surat langsung ke Presiden dan Menteri.
Baca Juga: Berbagi Poin dengan Atalanta, Inter Milan Belum Lepas Dari Hasil Buruk
Semua protes itu seolah-olah pemerintah tidak berupaya menghalangi perdagangan dana konsumsi anjing.