Hari Lahir Pancasila, Amas Tadjuddin: Momentum Memahami Pentingnya Wawasan Kebangsaan

- 31 Mei 2021, 12:09 WIB
Amas Tadjuddin
Amas Tadjuddin /

SERANG NEWS - Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021 menjadi momentum dalam memahami pentingnya wawasan kebangsaan bagi seluruh masyarakat warga negara Republik Indonesia.

Hal itu disampaikan Sekretaris PWNU Banten Amas Tadjuddin dalam menyambut Hari Lahir Pancasila.

Menurut Ama, wawasan kebangsaan harus dipahami sebagai bagian dari totalitas mencintai negara, yang tentu saja di dalamnya terdapat beragam suku, bangsa, bahasa, adat istiadat, agama, sosial dan budaya.

Baca Juga: Link 15 Twibbon Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Cocok untuk Medsos dan Gratis

"Fakta tersebut diperlukan ada suatu alat penyambung dari Sabang sampai Merouke, sehingga warganya memiliki suatu pemahaman wawasan berfikir, sikap, tujuan dan tekad bersama, untuk dapat mempersatukan Indonesia dan mewujudkan indonesia bersatu," kata Amas pada Senin 31 Mei 2021.

Ia menuturkan, ajaran agama harus menjadi alat pemersatu (internal) umat beragama dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan lantas ajaran agama dipersempit menjadi alat pemecah belah untuk saling meniadakan eksistensi keyakinan dan ajaran agama lainya.

Mengutip pernyataan almarhum KH Hasyim Muzadi (PBNU), kata Amas, 'Indonesia bukan negara agama, dan Indonesia bukan negara sekuler, tetapi Indonesia juga bukan negara bukan bukan'.

Baca Juga: 10 Link Twibbon Gratis Hari Lahir Pancasila 1 Juni

"Esensinya beliau menurut kami hendak menegaskan bahwa Indonesia adalah mengakui agama agama, dan umatnya bebas melaksanakan peribadatan sesuai keyakinan agamanya," tutur Amas.

"Tanpa harus ada penyebutan negara berdasarkan agama tertentu, artinya nilai-nilai agama terlaksana dalam perlindungan negara, sehingga negara terhindar dari sebutan negara sekuler," ujarnya menambahkan.

Para pejuang dan pendiri negara (para ulama) menanamkan cinta tanah air menjadi pondasi utama dalam bernegara atau 'hubbul wathon minal iman' sangat populer dikalangan santri Nahdiyyin, turun temurun cinta tanah air diajarkan oleh para ulama NU sampai hari ini yang merupakan political real.

Baca Juga: 30 Kata-kata Mutiara Soekarno, Cocok untuk Ucapan Hari Pancasila dan Status Facebook dan Instagram

"Maka sehebat apapun (kompetensi) keilmuan seorang warga negara, tanpa disertai kecintaan kepada bangsa dan negaranya, sangat potensial menimbulkan konflik dan perang senjata, mengerikan berkepanjangan antar saudara sendiri (perang timur tengah)," katanya.

Terbaru, ujar dia, heboh terdapat puluhan orang tidak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK) untuk menjadi ASN di gedung Merah Putih Kuningan, isunya sangat menyita perhatian dan pemberitaan berjilid-jilid.

Sementara disisi peristiwa lainya terdapat ribuan anak-anak bangsa dari berbagai keahlian juga tidak lulus tes ASN, diantaranya karena nilai tes wawasan kebangsaan (TWK) dibawah standar.

Baca Juga: Pegawai KPK yang Tak Lolos Beberkan Fakta Soal TWK, Pertanyaannya Aneh dan Tak Sesuai

"Mereka sabar, tidak bikin gaduh, padahal ketidaklulusan mereka atas TWK tersebut bukan karena isu pembangkangan kepada negara, hal ini sangat berbeda dengan isu yang ditenggarai beririsan dengan isu keraguan atas kesetiaanya kepada negara Pancasila," ujarnya.

Bahkan, kata Amas, jika berbicara jasa, tentu ribuan guru honorer yang puluhan tahun mengajar lebih berjasa tetap meskipun gagal menjadi ASN karena TWK.

"Mereka tidak reaktif, melainkan sabar dan akan mengulang pada kesempatan mendatang," katanya.***

Editor: Kiki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah