Ada Dua Bibit Siklon Tropis, BNPB Sebut Cuaca Ekstrem di NTT Bisa Berlanjut hingga 9 April 2021

- 5 April 2021, 11:08 WIB
Banjir Bandang di Flores Timur, NTT
Banjir Bandang di Flores Timur, NTT /BNPB Indonesia

SERANG NEWS - BNPB menyebut cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih berlangsung hingga 9 April 2021.

Cuaca ekstrem yang dimaksud berupa potensi curah hujan lebat dan angin kencang di beberapa wilayah NTT.

Kondisi cuaca ekstrem itu disebut BNPB berdasarkan prakiraan BMKG yang menyebut adanya bibit siklon.

Kedua bibit siklon tropis tersebut adalah bibit siklon tropis 90S di Samudera Hindia barat daya Sumatera dan bibit siklon tropis 99S di Laut Sawu, NTT.

Baca Juga: BMKG: Waspada Siklon Tropis Seroja yang Terjang NTT Diprediksi Menguat 24 Jam ke Depan

Baca Juga: Longsor di NTT, 54 Orang Korban Ditemukan Meninggal Dunia

"BMKG merilis danya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem. Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini, 3 – 9 April 2021," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melalui siaran resminya yang dikutip SerangNews.com, Senin 5 April 2021.

Diketahui cuaca ekstrem hujan lebat dan angin kencang yang terjadi pada Minggu 4 April 2021 sekitar pukul 01.00 menyebabkan banjir bandang dan longor di NTT.

Akibat bencana di sejumlah wilayah tersebut, BNPB mencatat ada sebanyak 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike Kabupaten Flores Timur NTT.

Baca Juga: [Hoaks atau Fakta] Beredar Surat Keppres tentang Penetapan Kedaruratan Keuangan Negara, Ini Faktanya

Baca Juga: Jokowi dan Prabowo Jadi Saksi Aurel-Atta, Fahri Hamzah: Bukan Kondangan, Orang Persoalkan Keadilan

"Warga hilang masih tercatat sejumlah 24 orang dan meninggal dunia 44. Sedangkan warga luka-luka, mereka telah mendapatkan perawatan medis," ungkap Raditya.

Sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini. Desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).

Sedangkan kerugian materil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60, dan jembatan putus 5.

"Peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan tinggi pada dini hari tadi, Minggu 4 April 2021, pukul 01.00 waktu setempat atau Wita," katanya.

Baca Juga: 11 Burung Perkutut yang Dilarang Dipelihara Menurut Primbon Jawa Kuno, Pemiliknya Bisa Sial dan Apes

Baca Juga: Super Weekend PMPL Indonesia Season 3 W2 D2: Genesis Dogma, 21 Esports dan Evos Reborn Kejar-kejaran Poin

Wilayah di NTT Lain Terdampak

Sementara itu, bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Sumba Timur, NTT, pada Minggu 4 April 2021 pukul 10.00 Wita. Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari mengakibatkan meluapnya sungai setempat.

Sebanyak 4 kecamatan terdampak banjir tersebut. Yakni, Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu. 

BPBD Kabupaten Sumba Timur menginformasikan sebanyak 54 KK atau 165 jiwa mengungsi, sedangkan 109 KK atau 475 KK terdampak. 

"Sedangkan di Kabupaten Lembata, banjir bandang menewaskan 11 warga dan 16 lainnya hilang," ungkap Raditya.

Banjir bandang lainnya terjadi di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Desa-desa terpapar di dua kecamatan ini antara lain Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakala, Jontona, Lamawolo dan Waimatan. 

Baca Juga: Dikukuhkan Jadi Ketua PuWas, Muhtar Efendi Ajak Warga Kawal Pembangunan Kota Serang

BPBD setempat telah melakukan upaya kaji cepat dan penyelamatan warga terdampak. Pemerintah daerah juga mendatangkan alat berat untuk melakukan pembersihan jalan dan lokasi bencana untuk kelancaran proses pencarian dan evakuasi. Akses jalan menuju Kecamatan Ile Ape Timur terputus sehingga belum dapat diakses petugas. 

Kejadian lainnya melanda Kota Kupang, NTT, berupa angin kencang, longsor, banjir rob dan gelombang pasang. Perkembangan pada Minggu pukul 19.00 WIB, beberapa kecamatan terdampak cuaca ekstrem.

Akibatnya, sebanyak 743 KK atau 2.190 warga terdampak. Selain itu, 10 rumah warga mengalami rusak sedang dan 15 titik akses jalan tertutup pohon tumbang.

BNPB juga menerima laporan terjadinya bencana di Kabupaten Malaka Tengah dan Ngada. Angin kencang terjadi di dua kecamatan di Kabupaten Ngada.

Desa terdampak yaitu di Kelurahan Kisantara, Lebijaga, Bajawa, Tanalodu (Kecamatan Bajawa) dan Kelurahan (Riung). Dampak dari insiden angin kencang terdiri 6 KK terdampak dan 1 luka berat.

Sedangkan kerugian berupa rumah rusak sedang 2 unit dan rusak berat 4 unit, gedung pengadilan rusak sedang 1 unit, kapal tenggelam 1 unit dan 6 titik ruas jalan tertutup pohon tumbang.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x