Baca Juga: Ogah Seret Jokowi ke Pusaran Konflik Demokrat, Moeldoko: Saya Tidak Mau Membebani Presiden
Baca Juga: Mulai 1 April 2021 Mendatang, Siaran NET TV Bisa Dinikmati Melalui Siaran Digital, Ini Frekuensinya
"Saya orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat," katanya.
Ia mengatakan, rerjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali.
"Ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045," cetus Moeldoko.
Karena alasan itu, Moeldoko mengklaim kesediaannya menjadi Ketum Demokrat, bukan sekadar menyelamatkan partai. Akan tetapi, juga menyelamatkan bangsa.
Baca Juga: Mahfud MD: Pemerintah Mengutuk Keras Teror Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar
"Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa," katanya.
Ia mengaku tidak mau menyeret nama Presiden Jokowi dalam pusaran konflik Demokrat karena hal itu adalah keputusan politik pribadinya. Bahkan, Moeldoko menyatakan tidak mau membebani presiden.***