Pada hari Selasa, sempat terjadi pertemuan kecil antara anggota etnis minoritas dengan pegawai sipil dari kementerian Myanmar di pusat perdagangan Yangon.
“Kami, etnis minoritas, tidak memiliki kesempatan untuk menuntut hak kami, tetapi sekarang kami melakukannya,” kata San Aung Li(26) anggota minoritas Kachin.
Anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) memintakepada para jederal di Myanmar untuk menepati janji mereka mengadakan pemilihan yang adil.
Baca Juga: Isu Kudeta Ketum Demokrat Melibatkan Orang Dekat Istana, AHY Singgung Hubungan SBY dan Jokowi
Namun, pihak militer belum memberikan waktu yang tepat untuk melakukan pemilihan ulang, tetapi mereka memberlakukan keadaan darurat satu tahun ketika merebut kekuasaan, sehingga kemungkinan besar, pemilihan ulang akan dilakukan setelah itu.
Pada hari Selasa kemarin, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar kedutaan Indonesia di Yangon untuk menolak pemilihan ulang, dan meminta agar Pemilu pada November diakui.
Baca Juga: 3 Tokoh Militer Ini Sukses Tampuk Kekuasaan Melalui Kudeta, Berikut Sejarah dan Sosoknya
Kudeta militer di Myanmar terjadi setelah para tentara menganggap banyak kecurangan yang terjadi saat pemilihan pada November 2020.
Pimpinan Partai Suu Kyi den beberapa petinggi partai lainnya ikut ditahan oleh para tentara. Sedangkan, komisi pemilihan setempat menegaskan tidak ada kecurangan dalam pemilihan tersebut.***