Upaya Diplomatik Indonesia Goyah, Jubir Menlu: Bukan Waktu yang Ideal untuk Berkunjung ke Myanmar

- 24 Februari 2021, 14:47 WIB
Para pengunjuk rasa soal kudeta di Myanmar
Para pengunjuk rasa soal kudeta di Myanmar /Reuters/Stringer/

 

SERANG NEWS - Indonesia bersama negara-negara Asia Tenggara lainnya terus berupaya untuk mencarikan jalan keluar terhadap aksi kudeta militer di Myanmar.

Namun, upaya diplomatik Indonesia-Myanmar nampaknya goyah setelah Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi yang saat itu sedang berada di Thailand dan diperkirakan akan terbang ke Myanmar, membatalkan perjalanannya tersebut.

“Setelah memperhatikan perkembangan terkini dan masukan dari negara-negara ASEAN lainnya, ini bukan waktu yang ideal untuk melakukan kunjungan ke Myanmar,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, dikutip SerangNews.com dari Reuters pada Rabu, 24 Februari 2021.

Baca Juga: Upaya Diplomatik Indonesia Goyah, Situasi di Myanmar Terancam Semakin 'Panas'

Diketahui, aksi terhadap kudeta militer di Myanmar terus berlanjut hingga Rabu, 24 Februari 2021.

Unjuk rasa dan aksi mogok massal pun terjadi pekan ini pada hari Senin, mereka mengecam kudeta militer 1 Februari dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih, Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Viral di Twitter, Senam Aerobik dengan Lagu 'Ampun Bang Jago' Saat Kudeta Myanmar

Meskipun ada peringatan dari pihak berwenang bahwa konfrontasi dapat membuat orang terbunuh, namun aksi tersebut terus berlanjut hingga Selasa kemarin.

Pada hari Selasa, sempat terjadi pertemuan kecil antara anggota etnis minoritas dengan pegawai sipil dari kementerian Myanmar di pusat perdagangan Yangon.

Baca Juga: Kudeta Militer, Aung San Suu Kyi dan Win Myint Ditahan, Kekuasaan Dipegang Panglima Militer Min Aung Hlaing

“Kami, etnis minoritas, tidak memiliki kesempatan untuk menuntut hak kami, tetapi sekarang kami melakukannya,” kata San Aung Li(26) anggota minoritas Kachin.

Anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) memintakepada para jederal di Myanmar untuk menepati janji mereka mengadakan pemilihan yang adil.

Baca Juga: Isu Kudeta Ketum Demokrat Melibatkan Orang Dekat Istana, AHY Singgung Hubungan SBY dan Jokowi

Namun, pihak militer belum memberikan waktu yang tepat untuk melakukan pemilihan ulang, tetapi mereka memberlakukan keadaan darurat satu tahun ketika merebut kekuasaan, sehingga kemungkinan besar, pemilihan ulang akan dilakukan setelah itu.

Pada hari Selasa kemarin, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar kedutaan Indonesia di Yangon untuk menolak pemilihan ulang, dan meminta agar Pemilu pada November diakui.

Baca Juga: 3 Tokoh Militer Ini Sukses Tampuk Kekuasaan Melalui Kudeta, Berikut Sejarah dan Sosoknya

Kudeta militer di Myanmar terjadi setelah para tentara menganggap banyak kecurangan yang terjadi saat pemilihan pada November 2020.

Pimpinan Partai Suu Kyi den beberapa petinggi partai lainnya ikut ditahan oleh para tentara. Sedangkan, komisi pemilihan setempat menegaskan tidak ada kecurangan dalam pemilihan tersebut.***

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah