SERANG NEWS - Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada bulan September 2020, angka kemiskinan di Provinsi Banten meningkat 0,71 persen atau bertambah 81.650 orang selama tujuh bulan terakhir.
Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan pada bulan Maret yang hanya mencapai 5,29 persen.
"Hal ini sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk miskin sebanyak 81,65 ribu orang dari 775,99 ribu orang pada Maret 2020, menjadi 857,64 ribu orang pada September 2020," kata Kepala BPS Banten, Adhi Wiriana melalui keterangan resminya dikutip Serang News pada Selasa, 17 Februari 2021.
Baca Juga: Hasil Survei: Angka Kemiskinan di Banten Meningkat 0,71 Persen pada September 2020
Ia menyebutkan, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi non makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
"Pada September 2020, sumbangan garis kemiskinan dari makanan tercatat sebesar 71,89 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi Maret 2020 yang sebesar 71,78 persen," ujarnya.
Baca Juga: Viral, Truk Bermuatan Lele Terguling di Serpong, Warga Ramai-Ramai Berebut
Dari jenis komoditi makanan tersebut, yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan di perkotaan dan di perdesaan adalah beras, rokok kretek/ filter, telur ayam ras, daging ayam ras, susu bubuk, serta kopi bubuk & kopi instan.
Sementara komoditi non makanan penyumbang terbesar di perkotaan dan perdesaan yaitu biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi.